BISNIS.COM, JAKARTA—PT MNC Investama Tbk (BHIT), dahulunya bernama PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) grup bisnis milik taipan Hary Tanoesoedibjo, sedang mencari partner untuk bersama-sama mengelola blok migas Semai III di Papua.
Direktur MNC Investama Darma Putra mengatakan perseroan sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan migas terkemuka seperti Chevron, Exxon Mobil, Genting Oil, dan CNOOC.
“Kami lagi fam out mencari partner yang khusus bermain di migas untuk bersama-sama mengembangkan Blok Semai III. Semua partner kami lagi jajaki semua,” ujarnya di sela-sela acara paparan publik di kantornya, Kamis (2/5/2013).
Dua tahun lalu, perseroan membeli saham PT Suma Sarana yang memenangkan tender Blok Semai III pada 2008 lalu. Menyadari bahwa MNC tidak ada pengalaman mengelola blok migas, perseroan ingin menggandeng partner untuk bersama-sama mengelola blok itu.
“Blok migas kami ngga ada intensi mengelola sendiri karena kami sadar migas itu sudah ada player lain yang lebih besar,” ujarnya.
Menurut Darma, perseroan sudah melakukan beberapa kali eksplorasi di Blok Semai III dan sudah ada potensi migas yang bagus di sana. Namun belum dapat diketahui pasti kapan kira-kira blok tersebut mulai berproduksi.
Selain merambah bisnis migas, perseroan juga serius menggeluti bisnis sumber daya alam lainnya yaitu batu bara. MNC menargetkan produksi batu bara meningkat dari sekitar 1,56 juta ton menjadi 3,5 juta ton tahun ini.
Saat ini total produksi batu bara perseroan baru 130.000 ton per bulan atau sekitar 1,56 juta ton per tahun. Menurutnya, untuk mencapai target itu, perseroan tidak memerlukan banyak belanja modal (capex).
“Untuk tambang, misalnya yang di Kaltim, kami ngga butuh terlalu banyak capex karena produksi sudah hampir 130.000 ton per bulan dan kami pakai kontraktor semua. Untuk pelabuhannya, kami masih pakai yang punya orang lain alias sewa,” ujarnya.
Darma enggan merinci berapa jumlah belanja modal yang disiapkan khusus untuk pengembangan batu bara tahun ini. Yang jelas, belanja modal hanya digunakan untuk mengakuisisi tanah dan eksplorasi saja.
“Kami kira capex dibandingkan dengan pendapatan perusahaan relatif kecil,” ujarnya.
Seperti diketahui, selain menggarap bisnis media yang masih menjadi penopang utama pendapatan perseroan, MNC juga menggarap tambang. Saat ini perseroan memiliki aset tambang batu bara di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan, masing-masing dikelola oleh PT Nuansacipta Coal Investment dan PT Bhakti Coal Resources.