BISNIS.COM, JAKARTA - Di luar kebiasaan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk belum juga merilis laporan keuangan auditan per 31 Desember 2012 yang seharusnya telah disampaikan paling telat 1 April 2013.
Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe heran mengapa hingga kini PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) belum juga menyampaikan laporan keuangannya.
"KRAS saya juga agak heran, biasanya BUMN itu tidak pernah telat menyampaikan laporan keuangan. Tidak tahu juga kenapa telat," ujarnya.
Menurutnya, kalau emiten seperti PT Telkom Tbk (TLKM) wajar kalau telat karena mereka dual-listing, selain tercatat di Indonesia juga di Bursa Efek New York. Sehingga, laporan keuangan harus disiapkan dua versi.
"Jadi kalau agak telat karena dual-listing, bisa dimaklumi. Tapi kalau KRAS itu kan single-listing. Secara umum yang telat itu yang Sudah langganan. Kalau yang telat itu Bank Mandiri, Unilever, atau BCA, itu baru ada something wrong," ujarnya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menjatuhkan peringatan tertulis I kepada 52 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2012.
Hal itu terungkap dalam keterangan resmi yang ditulis oleh Kadiv Penilaian Perusahaan Sektor Riil I Gede Nyoman Yetna dan Kadiv Penilaian Perusahaan Sektor Jasa Umi Kulsum seperti dikutip, Minggu (7/4).
Bursa menyatakan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2012 adalah pada 1 April 2013. Namun berdasarkan catatan bursa hingga 1 April 2013, terdapat 52 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan.
Tiga emiten di antaranya menyampaikan informasi penyebab keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Mereka adalah PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), dan PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA). Sementara itu, 49 emiten lainnya tidak menyampaikan alasan keterlambatan.
Berdasarkan catatan Bisnis, emiten-emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangan tapi lewat dari batas waktu 1 April 2013 di antaranya adalah PT Argo Pantes Tbk (ARGO), PT Bhakti Investama Tbk (BHIT), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).
Dari sekitar 10 emiten yang tergabung dalam Grup Bakrie, hanya PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) yang menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu.
(faa)