Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI FARMASI: Indofarma ingin akuisisi Daewoong Riasima

JAKARTA—Perusahaan farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk sedang menjajaki langkah akuisisi perusahaan obat-obatan PT Daewoong Riasima untuk memperkuat sektor hulu industri farmasi.

JAKARTA—Perusahaan farmasi pelat merah PT Indofarma (Persero) Tbk sedang menjajaki langkah akuisisi perusahaan obat-obatan PT Daewoong Riasima untuk memperkuat sektor hulu industri farmasi.

 

Daewoong Riasima merupakan perusahaan patungan antara Indonesia dengan Korea Selatan yang memproduksi bahan baku obat, berupa amoxicillin.

 

Direktur Utama Indofarma Djakfarudin Junus mengemukakan Daewoong Riasima memiliki kapasitas terpasang sekitar 1.700 ton per tahun, tetapi saat ini baru terpakai 100 ton per tahun.

 

Hal itu disebabkan perusahaan tersebut sulit untuk memasarkan produknya. Faktor utamanya adalah biaya operasional tidak sebanding dengan harga jual yang ditawarkan.

 

Menurutnya, harga yang ditawarkan kepada industri yang menggunakannya mencapai US$4,2—US$4,7 per kg. Namun, bahan baku impor bisa diperoleh dengan harga lebih murah sekitar US$3,8 per kg. “Perusahaan tersebut tidak kuat melihat kondisi pasar. Kami menunggu penugasan dari pemerintah untuk melakukan aksi, baik aliansi atau akuisisi perusahaan tersebut,” katanya, Senin (11/2/2013).

 

Dia menjelaskan proses produksi perseroan dinilai masih ada tahapan yang belum bisa diakomodasi dari hulu hingga ke hilir sehingga membutuhkan bahan baku dari luar, baik impor maupun perusahaan di dalam negeri.

 

Selain itu, upaya akuisisi atau aliansi dengan Daewoong Riasima tersebut merupakan strategi perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan obat yang terus meningkat.

 

Indofarma menganggarkan belanja modal sekitar Rp100 miliar—Rp150 miliar atau capital expenditure (capex) untuk mendukung kinerja perseroan tahun ini.

 

Setidaknya 70% belanja modal tersebut diperoleh dari pinjaman perbankan, yakni Bank Mandiri, sedangkan 30% lainnya didapat dari kas internal.

 

Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi produk obat hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

 

Meskipun demikian, ungkapnya, target produksi maksimal tersebut diprediksi baru bisa terealisasi pada 2014 karena berbagai persiapan yang harus dilakukan.

 

Pada 2012, kapasitas produksi emiten berkode saham INAF tersebut mencapai 2,5 miliar tablet dengan berbagai jenis dan ditargetkan mampu memproduksi sekitar 5,5 miliar tablet dengan berbagai jenis pada tahun ini.

 

Menurutnya, langkah konkret untuk mendukung target yang telah ditetapkan tersebut adalah membangun pabrik yang berlokasi di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Pabrik baru tersebut direncanakan dibangun mulai April 2013.

 

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Indofarma John Sebayang mengemukakan perseroan berencana menerbitkan medium term notes (MTN) senilai Rp150 miliar pada Juli 2013 untuk mendukung kegiatan ekspansi.

 

Sebelumnya, pada akhir tahun lalu Indofarma juga menerbitkan medium term notes (MTN) senilai Rp120 miliar dengan tingkat kupon berada pada kisaran 9%—9,5%. 

 

“Total kebutuhan investasi yang diperlukan hingga 2014 mencapai Rp300 miliar, terutama pembangunan pabrik baru obat generik di Cibitung,” ujarnya.

 

Terkait dengan sumber pendanaan dalam rencana langkah akuisisi atau aliansi dengan Daewoong Riasima, Indofarma masih mempertimbangkan dua opsi antara penerbitan MTN atau pinjaman.

 

“Kami sedang memperhitungkan mana yang lebih efisien untuk finansial perseroan,” katanya.(msb)

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sutarno
Editor : Others
Sumber : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper