Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA—Jelang akhir tahun, kepemilikan asing pada surat utang negara mengalami penurunan sebesar Rp3,1 triliun menjadi Rp270,51 triliun dibandingkan dengan posisi 7 Desember 2012 yang mencapai Rp273,61 triliun.
 
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu per 26 Desember 2012, penurunan jumlah kepemilikan tersebut tak memengaruhi porsi kepemilikan asing terhadap total outstanding surat berharga negera yang dapat diperdagangkan yakni tetap berada pada posisi 32%.
 
Analis obligasi PT Nusantara Capital Securities I Made Adi Saputra mengatakan penurunan kepemilikan asing pada surat utang pemerintah tersebut bukan karena terjadi net sell jelang akhir tahun melainkan akibat adanya seri SUN yang jatuh tempo pada pertengahan bulan ini.
 
“Sebenarnya bukan porsi asingnya yang berkurang tetapi outstanding SUN-nya yang berkurang karena ada obligasi yang jatuh tempo pada 15 Desember yaitu FR0023,” katanya, Jum’at (28/12).
 
Nilai seri FR0023 yang memberikan kupon 11% itu tercatat sebesar Rp14,48 triliun sehingga menyebabkan total outstanding SUN menyusut menjadi Rp820,27 triliun per 26 Desember 2012 dari posisi 7 Desember 2012 sebesar Rp835,75 triliun.
 
Adi menilai pemodal asing masih cukup confident menempatkan dananya pada instrumen surat utang pemerintah. “Terlihat dari data setelah ada yang jatuh tempo tersebut kepemilikan asing naik lagi,” ujarnya.
 
Menurutnya, pada penghujung tahun ini pemodal asing sepertinya akan memertahankan kepemilikan dananya di pasar SUN akibat faktor global dan potensi kenaikan inflasi domestik pada tahun depan.
 
“Kalau tahun lalu, asing malah melakukan akumulasi pembelian karena adanya kenaikan peringkat surat utang Indonesia di akhir tahun,” terangnya.
 
Sepanjang tahun ini, pemodal asing tercatat melakukan net buy di pasar SUN sebesar Rp52 triliun dengan porsi kepemilikan sebesar 32% atau terbesar dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 27,6%.
 
Di pasar obligasi korporasi, kepemilikan asing juga meningkat mencapai Rp11,64 triliun per November 2012 atau naik Rp4,2 triliun dari posisi awal tahun. 
(faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper