Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BAKRIE TELECOM: Pelunasan obligasi berdampak positif

JAKARTA: Pelunasan obligasi senilai Rp650 miliar pada 4 September 2012 kemarin, berdampak positif bagi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).
 
Dalam siaran pers Bakrie Telecom yang diterima Bisnis sore ini, lembaga pemeringkat global, Standard & Poor’s (S & P) telah menaikkan peringkat utang perseroan dari semula CCC - menjadi B – dengan outlook stabil.
 
Standard & Poor’s juga menaikkan peringkat  Senior Notes BTEL yang jatuh tempo di tahun 2015 dari CCC- menjadi B – dengan outlook stabil.
 
Dalam penjelasannya S & P menilai dengan pelunasan obligasi 2007 tersebut, maka selama 12 bulan ke depan kondisi finansial BTEL cukup kuat. 
 
“Dalam 9 - 12 bulan ke depan, BTEL tidak memiliki utang jatuh tempo yang signifikan. Kami percaya bahwa perusahaan memiliki arus kas yang memadai untuk menutupi pembayaran bunga,” jelas Paul Draffin, Primary Credit Analyst Standard & Poors, (5/9/2012).
 
Kebijakan  S & P menaikkan peringkat utang BTEL tersebut mendapat sambutan positif dari manajemen BTEL.
 
“Kita sangat senang karena langkah-langkah strategis dan komitmen yang dilakukan BTEL langsung mendapat respon dan apresiasi dari pelaku pasar,” jelas Anidya N. Bakrie, Presiden Direktur Bakrie Telecom Tbk.
 
Selain melunasi obligasi, BTEL juga melakukan pemulihan kinerja perseroan melalui program "back on track" melalui revitalisasi organisasi, efisiensi operasi, penguatan distribusi di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat (JBJB), perluasan jaringan, dan pengembangan layanan data baik secara organik maupun unorganik melalui akuisisi Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI).
 
Untuk itu perseroan melakukan peningkatan modal melalui transaksi non-preemptive right issue (NPR) senilai hampir Rp900 miliar serta pinjaman dari konsorsium yang difasilitasi Credit Suisse senilai US$50 juta.
 
Dari total transaksi NPR, Rp557 miliar merupakan dana tunai yang berasal dari Bakrie Global Ventura, dan sisanya ditukar dengan saham STI.
 
Dengan transaksi NPR di harga saham Rp265 atau hampir dua kali lipat dari harga saham BTEL di pasar, Grup Bakrie berkomitmen penuh terhadap pengembangan perseroan ke depan dan menjadi pemegang 6,8% saham BTEL.
 
Dari total dana tunai yang terkumpul, Rp650 miliar telah digunakan untuk pembayaran obligasi yang jatuh tempo tanggal 4 September 2012 dan sisanya untuk pengembangan usaha mendukung revitalisasi perseroan.
 
Seperti diketahui, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini mengangkat suspensi yang diberlakukan atas saham PT Bakrie Telecom, Tbk (BTEL) pagi setelah para pemegang obligasi menerima pembayaran obligasi yang jatuh tempo 4 September 2012 kemarin. (msb)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Arif Pitoyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper