JAKARTA: Emas menderita kerugian terburuk mingguan untuk tahun ini setelah Federal Reserve AS melanjutkan program Operation Twist. Harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$1.561,75 per ounce sebelum diperdagangkan pada level US$1.562,75 pukul 10.24 waktu Singapura atau turun 4% pekan ini, terbesar sejak16 Desember. Bulion turun 2,6% kemarin, terbesar sejak 29 Februari, jatuh bersama komoditas lain. Indeks Standard & Poor GSCI di pasar spot dari 24 bahan baku merosot 22% dari penutupan tertinggi tahun ini. "Harga Bulion menyelam sebagai gema pernyataan Fed di Pasar," kata James Steel, analis HSBC Securities Inc seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (22/6/2012). Harga emas untuk pengiriman Agustus berada pada level US$1.564,90 per ounce di Comex New York. Data menunjukkan manufaktur di zona euro menyusut untuk bulan kelima pada Juni, sementara survei awal menunjukkan produksi di China mungkin berkontraksi. Keputusan Moody’s Investor Service yang menurunkan peringkat 15 bank global menambah kekhawatiran bahwa kesengsaraan fiskal Eropa akan menyakiti pertumbuhan global. Sementara itu harga perak di pasar spot naik 0,7% menjadi US$27,0863 per ounce sebelum diperdagangkan pada posisi US$26,94. Kas platinum jatuh untuk hari keempat turun 0,7% menjadi US$1.429.50 per ounce dan terakhir pada level US$1.430. Paladium juga menurun untuk hari keempat, kehilangan 0,5% menjadi US$606 per ounce. Ariston Tjendra, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan emas mendapatkan momentum penurunan setelah pertemuan The Fed. Dia mengatakan data ekonomi negara di zona euro masih menjadi sorotan pasar dan mempengaruhi harga emas ke depan. “Penurunan harga emas berpotensi lanjut ke area support kuat yakni US$1.530 hari ini bahkan bisa lebih dalam lagi ke area US$1.514,” ujarnya. (sde)