JAKARTA: PT Mayora Indah Tbk membukukan penurunan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar 2,69% menjadi Rp471,03 miliar dari Rp484,07 miliar pada tahun sebelumnya.
Sejalan dengan itu, laba bersih per saham perseroan juga turun 2,69% menjadi Rp614 per saham dari sebelumnya Rp631 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang diumumkan perseroan di surat kabar, hari ini 13 Maret 2012, penurunan laba bersih tersebut disebabkan penurunan margin laba kotor menjadi 17,53% dari posisi tahun sebelumnya 23,61%.
Meski demikian, emiten barang konsumer ini sepanjang tahun lalu membukukan kenaikan penjualan bersih sebesar 30,86% menjadi Rp9,45 triliun dibandingkan dengan kinerja 2010 yang hanya Rp7,22 triliun.
Adapun beban pokok penjualan perseroan tercatat juga naik signifikan 41,29% menjadi Rp7,79 triliun dari sebelumnya Rp5,52 triliun. Akibatnya, laba kotor yang dibukukan perseroan turun tipis 2,81% menjadi Rp1,66 triliun dari Rp1,71 triliun pada 2010.
Mayora merupakan salah satu produsen makanan kemasan atau makanan ringan terkenal di Indonesia dengan berbagai macam produk yang dibagi dalam enam kategori yaitu biskuit, permen, wafer, kopi, coklat, dan makanan sehat.
Merek andalan emiten berkode MYOR itu seperti Roma dan Danisa untuk biskuit, Kopiko dan Kis untuk permen, Torabika untuk kopi, Astor dan Beng-beng untuk wafer, Choki-choki untuk chocolate, dan Energen untuk produk makanan sehat.
Fasilitas produksi perseroan terletak di Cibitung dan Tangerang Banten. Per 31 Desember 2011, pemegang saham perseroan terdiri dari PT Unita Branindo sebanyak 32,93%, dan pemegang saham lainnya 67,07%.
Tahun ini, perseroan yang mengantongi peringkat utang idAA- itu berencana menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total emisi mencapai Rp750 miliar.
Dana hasil penerbitan obligasi tersebut rencananya akan digunakan untuk mendanai ekspansi usaha perseroan yakni pembangunan pabrik di Tangerang. (Bsi)