JAKARTA: Jika krisis utang Eropa terus berlanjut dan memengaruhi pasar domestik, investor disarankan menerapkan strategi defensif untuk menjaga agar portofolionya tetap bisa mendatangkan cuan.
Strategi defensif dapat dilakukan dengan cara menginvestasikan modal pada saham-saham lapis pertama atau blue chip.
Head of Equity Investment CIMB Principal Asset Management Fadlul Imansyah mengatakan saham-saham blue chip pergerakannya relatif stabil dibandingkan dengan saham-saham lapis kedua dan ketiga.
"Jadi kalau harganya turun tidak akan sedalam saham-saham mid atau small cap," katanya.
Skenario lainnya jika krisis global terjadi, sambungnya, investor bisa masuk ke saham-saham yang secara fundamental tidak terpengaruh dengan gejolak global seperti saham emiten konsumer.
"Sejalan dengan PDB yang membaik dan daya beli yang masih tinggi, pertumbuhan sektor konsumsi akan lebih stabil meski growth-nya tidak begitu tinggi," jelasnya.
Jika investor masih ragu berinvestasi di pasar saham, Fadlul menyarankan agar investor mengalokasikan setengah modalnya ke pasar obligasi guna meminimalisir risiko investasi di saham.
"Kalau selama ini porsi di saham 75%, bisa fifty-fifty ke obligasi untuk mempertahankan nilai investasi," tuturnya.
Menurut Fadlul, berinvestasi di pasar obligasi relatif stabil karena jika terjadi penurunan harga obligasi akibat gejolak global, investor masih bisa memeroleh gain dari pembayaran yield yang akan meningkat pada saat harganya turun.
"Jadi penurunan dari sisi harga obligasi bisa di offset dari bunga berjalan," ujarnya
Meski krisis belum terjadi, tak ada salahnya anda mencoba tips tersebut seperti kata pepatah 'sedia payung sebelum hujan'. Selamat mencoba. (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel