JAKARTA: Meski sudah ditopang produk komoditas baru, Bursa Berjangka Jakarta masih mencatatkan transaksi multilateral di bawah target yang dicanangkan regulator sejak 2010.
Produk kakao, yang diluncurkan 15 Desember, sejatinya telah melampaui ekspektasi bursa, yakni 3 kali target yang 1.000 lot per bulan. Namun, jika dilihat secara keseluruhan, perdagangan multilateral baru mencakup 1,7% dari total transaksi.
Selama Februari, transkasi produk kakao di BBJ mencapai 3.069 lot, turun dari 3.520 lot pada bulan sebelumnya. Transaksi multilateral selama Februari di BBJ mencapai 11.031 lot, turun dari 11.814 pada Januari.
Apabila dibandingkan dengan seluruh transaksi terdaftar yang dilakukan anggota BBJ, maka perdagangan dengan sistem multilateral masih jauh dari target regulator dan bursa sebesar 5%.
Target itu dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) No. 85 tahun 2010. Regulasi itu secara tegas menyatakan setiap penyelenggara sistem perdagangan alternatif (SPA) wajib melaksanakan transaksi kontrak berjangka multilateral di bursa paling sedikit 5% dari total transaksi setiap bulan.
Pasal itu mengecualikan penggerak pasar atau market maker. Transaksi dengan sistem perdagangan alternatif selama Februari naik 21% menjadi 606.084 lot, dari total volume pada bulan sebelumnya 498.657 lot.
Produk yang diperdagangkan dengan SPA adalah emas Loco London, stock index, dan nilai mata uang asing. Peserta perdagangan menggunakan referensi harga di pasar luar yang harganya diambil dari Reuters. (tw)