JAKARTA: Produsen lem atau perekat untuk kayu lapis, PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk, mengincar pertumbuhan pendapatan sekitar 10% menjadi Rp117,71 miliar dari Rp107,01 miliar proyeksi realisasi pendapatan tahun lalu.Presiden Direktur Duta Pertiwi Siang Hadi Widjaja mengatakan realisasi target pendapatan tersebut sangat bergantung kepada perkembangan kondisi ekonomi di Eropa."Permintaan plywood [kayu lapis] itu tergantung pada pembangunan, jika banyak pemabangunan, permintaan plywood akan meningkat dan begitu sebaliknya," katanya saat dihubungi Bisnis, akhir pekan lalu.Dia menjelaskan produk lem perseroan saat ini dipasarkan ke pabrik plywood yang sebagian besar produknya di ekspor ke luar negeri yang mana salah satu negara tujuannya adalah negara-negara di kawasan Eropa. "Kalau permintaan plywood-nya berkurang, berarti permintaan produk kami juga akan berkurang," jelasnya.Adapun untuk kinerja tahun lalu, Hadi mengungkapkan realisasi penjualannya cukup bagus yaitu di atas Rp100 miliar, lebih tinggi dari kinerja 2010 yang hanya Rp97,28 miliar."Untuk laba bersihnya sekitar Rp15 miliar. Tapi ini belum final karena angkanya masih diaudit," ujarnya.Sampai dengan 9 bulan tahun lalu, emiten berkode DPNS itu membukukan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan masing-masing 23,11% dan 12,20%. Laba bersih yang dibukukan per 30 September 2011 adalah Rp15,08 miliar dibandingkan dengan periode yang sama 2010 sebesar Rp12,25 miliar. Adapun pendapatan yang dibukukan perseroan pada periode tersebut adalah Rp85,03 miliar dari Rp75,78 miliar pada periode yang sama 2010.Terkait rencana pengembangan usaha ke bisnis pertambangan batu bara, Hadi mengatakan hingga kini pihaknya masih menunggu izin eksplorasi dari pemerintah daerah setempat."Mudah-mudahan bulan depan izinnya bisa keluar," katanya.Dalam rangka diversifikasi usaha ini, perseroan menyiapkan dana investasi sekitar Rp200 miliar. Lini bisnis baru ini nantinya akan dijalankan oleh anak usaha perseroan yakni PT Intirta Prima Sakti. Intirta pun telah melakukan survei di area seluas 500 hektare di Jambi yang mana telah menemukan potensi cadangan batu bara sebesar 150 juta hingga 200 juta ton.Duta Pertiwi saat ini memiliki 60% saham Intitirta dan sisanya dimiliki oleh investor lokal yaitu PT Ayrus Prima yang merupakan pemegang saham pengendali pada PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) dengan kepemilikan 21,04%.Intitirta dibentuk melalui perjanjian karya pengusaha pertambangan batu bara (PKP2B) yang diberikan pemerintah pusat pada 2007 yang semula memberikan lahan kelolaan seluas 106.000 hektar di tambang batu bara Sorolangun Jambi, Sumatra Selatan.Namun, pemerintah merevisi peraturan tersebut dengan membatasi izin kelola menjadi maksimal 25.000 hektare. Tambang batu bara kelolaan Intitirta tersebut memiliki kandungan 5.000-5.700 kalori atau cukup baik untuk standar kualitas batu bara. (faa)
EKSPANSI USAHA: Duta Pertiwi Nusantara bidik pendapatan tumbuh 10%
JAKARTA: Produsen lem atau perekat untuk kayu lapis, PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk, mengincar pertumbuhan pendapatan sekitar 10% menjadi Rp117,71 miliar dari Rp107,01 miliar proyeksi realisasi pendapatan tahun lalu.Presiden Direktur Duta Pertiwi Siang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yoseph Pencawan - nonaktif
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu