JAKARTA: Setelah Grup Danatama masuk menjadi pemegang saham baru di PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, kini giliran PT Lautandhana Securindo yang menjadi pemegang saham baru di emiten kertas itu.Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia per 12 Januari 2012, Lautandhana telah membeli sebanyak 427,4 juta saham atau 4,9% saham Kertas Basuki dari pemegang saham mayoritas Riverton Group Holdings Limited.Sumber Bisnis yang mengetahui transaksi tersebut mengungkapkan transaksi pembelian saham dilakukan di pasar negosiasi pada harga Rp56 per saham.Setelah transaksi tersebut, kepemilikan saham Riverton Group tinggal 8,17% dari posisi sebelumnya 13,09%. Dengan demikian, porsi kepemilikan saham mayoritas di Kertas Basuki kini di pegang oleh Grup Danatama dengan kepemilikan 12,50%.Adapun pemegang saham lain perseroan yang pernah berstatus BUMN itu adalah Wyoming Internatonal Ltd sebanyak 11,40%, Suisse Charter Investment Ltd sebanyak 10,20%, PT Wahyu Berkat Abadi 8,92%, Yusuf Ardhi Boediono selaku pendiri perseroan sebanyak 10,20%, Adami Ariaji 5,19%, dan masyarakat 33,69%.Terkait dengan perubahan komposisi pemegang saham tersebut, Sekretaris Perusahaan Kertas Basuki Tiur Simamora menilai masuknya dua pemegang saham baru tersebut menandakan bagusnya prospek kinerja perseroan ke depannya."Perseroan memang memiliki prospek yang lebih baik ke depannya seiring penyelesaian mesin kertas [paper machine/PM]nomor 2," katanya saat dihubungi Bisnis, akhir pekan lalu.Executive Director Investment Banking Danatama Makmur Steffen Fang sebelumnya mengungkapkan berdasarkan hasil uji tuntas yang telah dilakukan Danatama Makmur, Kertas Basuki dianggap memiliki prospek yang bagus ke depannya seiring rencana perseroan yang akan menyelesaikan pembangunan PM 2."Kebetulan Danatama Makmur juga ditunjuk sebagai penasehat untuk mencari pinjaman dalam rangka mendanai penyelesaian PM 2," katanya.Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada menenggarai masuknya dua pemegang saham baru tersebut memiliki maksud tertentu yaitu adanya pihak ketiga yang ingin masuk ke Kertas Basuki melalui Danatama dan Lautandhana."Kertas Basuki kan kinerja keuangannya kurang bagus sekarang, jadi pasti valuasinya masih murah sehingga pelan-pelan diberesin kinerjanya selagi valuasinya murah," katanya.Pada saat kinerjanya sudah membaik dan valuasinya meningkat, sambungnya, maka saham Kertas Basuki bisa dijual ke pihak lain dengan harga yang premium.Manajemen Kertas Basuki memprediksi tahun ini perseroan masih akan mengalami rugi bersih seiring belum selesainya pembangunan PM 2. Pengerjaan PM 2 milik Kertas Basuki hingga kini tak kunjung rampung karena ketiadaan dana. Beroperasinya PM 2 akan meningkatkan kapasitas produksi kertas perseroan hingga 15 kali lipat dari kemampuan saat ini yang hanya 12.000 ton per tahun.Oleh karena itu, perseroan yang pernah berstatus BUMN itu sedang gencar mencari pinjaman hingga US$60 juta untuk melanjutkan pengerjaan PM 2 dan mendanai beberapa rencana perseroan padatahun ini.Menurut Direktur Kertas Basuki Theodorus Ito Prawira Jatty, Kertas Basuki sedang menjajaki pinjaman perbankan dan investasi dari mitra strategis untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut. Menurut Ito, pinjaman perbankan lebih mungkin terealisasi saat ini, sedangkan investasi mitra strategis belum mengalami kemajuan yang berarti. (faa)
Giliran Lautandhana beli saham KBRI
JAKARTA: Setelah Grup Danatama masuk menjadi pemegang saham baru di PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, kini giliran PT Lautandhana Securindo yang menjadi pemegang saham baru di emiten kertas itu.Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yoseph Pencawan - nonaktif
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium