JAKARTA: PT Champion Pacific Indonesia Tbk, emiten manufaktur plastik dan kemasan, bakal membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2011 dengan nominal yang lebih bagus dari dividen 2010.
Kendati demikian, Direktur Keuangan Champion Pacific Berry Karlis masih menolak menyebutkan nominal dividen tunai 2011 yang akan dibayarkan tersebut. "Besarannya masih kami hitung dulu. Nanti kalau sudah final, kami informasikan," katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu 11 Januari.
Dia memastikan besaran dividen tunai 2011 tersebut akan lebih besar dibandingkan dengan dividen tunai yang dibayarkan untuk tahun buku 2010. "Yang pasti akan lebih baik."
Terkait kinerja keuangan, Berry juga masih enggan menyebutkan perihal kinerja keuangan perseroan sepanjang tahun lalu. "Masih diaudit laporan keuangannya."
Pada 2010, perseroan yang dipimpin oleh Antonius Muhartoyo itu membagikan dividen tunai sebesar Rp25 per lembar saham dengan jumlah total mencapai Rp24,03 miliar atau 75% dari total laba bersih yang dikumpulkan pada periode itu.
Jumlah total dividen tunai yang dibagikan tersebut naik lebih dari tujuh kali lipat dibandingkan dengan total dividen yang dibayarkan untuk tahun buku 2009 yang hanya Rp2,92 miliar.
Pada November 2011, perseroan yang dulu bernama Kageo Igar Jaya itu juga telah membagikan dividen interim dengan total Rp24,31 miliar atau Rp25 per saham.
Sampai dengan 30 September 2011, perseroan membukukan penurunan penjualan 6,5% menjadi Rp385,6 miliar dibandingkan dengan periode yang sama 2010 sebesar Rp412,27 miliar. Meski demikian, laba bersih perseroan tercatat naik 25,13% menjadi Rp27,97 miliar dibandingkan dengan periode yang sama 2010 sebesar Rp22,36 miliar.
Adapun harga saham emiten berkode IGAR ditutup menguat 10 poin atau 1,54% pada level Rp660 per saham. Saham IGAR ini per 10 Januari masuk ke dalam pengawasan Bursa Efek Indonesia karena telah mengalami peningkatan harga dan aktivitas transaksi yang diluar kebiasaan dibandingkan dengan periode sebelumnya (unusual market activity/UMA).
Harga saham IGAR tercatat telah melonjak 53,68% dari level Rp475 per saham pada 2 Januari menjadi Rp730 per saham pada 9 Januari.
Lebih lanjut, Berry menuturkan perseroan pada tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp38 miliar yang akan digunakan untuk pembelian mesin dan belanja modal lainnya.
Terkait rencana menggelar penawaran umum terbatas (rights issue), dia mengungkapkan perseroan masih menunggu kondisi pasar untuk merealisasikan rencana tersebut. Dana hasil rights issue tersebut bakal digunakan untuk mendanai kebutuhan investasi pembangunan pabrik baru yang diperkirakan menelan biaya sekitar US$30 juta. (ea)