JAKARTA: Grup Danatama melalui PT Danatama Capital Management menjadi pemegang saham baru emiten kertas PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk dengan membeli 1 miliar lembar saham atau setara 11,51% saham perseroan.
Berdasarkan data PT Ficomindo Buana Registrar selaku Biro Administrasi Efek perseroan per 30 Desember 2011, jumlah kepemilikan Danatama Capital di Kertas Basuki naik menjadi 1,09 miliar saham atau setara 12,50%.
Executive Director Investment Banking Danatama Makmur Steffen Fang mengungkapkan Grup Danatama memang sedang konsern berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor riil salah satunya Kertas Basuki.
"Holding Grup Danatama itu adalah PT Danatama Perkasa yang di bawahnya ada PT Danatama Makmur dan PT Danatama Capital Management," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Senin 9 Januari.
Berdasarkan hasil uji tuntas yang telah dilakukan Danatama Makmur, jelasnya, Kertas Basuki dianggap memiliki prospek yang bagus ke depannya seiring rencana perseroan yang akan menyelesaikan pembangunan mesin kertas nomor 2 (paper machine II).
"Kebetulan Danatama Makmur juga ditunjuk sebagai adviser untuk mencari pinjaman dalam rangka mendanai penyelesaian PM 2," katanya.
Kendati demikian, dirinya mengaku belum mengetahui apakah investasi Danatama Capital tersebut akan ditindaklanjuti dengan pemberian fasilitas pinjaman untuk mendanai proyek tersebut. "Bisa iya, bisa juga tidak karena itu juga tergantung keputusan manajemen Kertas Basuki," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Kertas Basuki Tiur Simamora pesimistis masuknya Grup Danatama sebagai salah satu pemegang saham perseroan akan berdampak terhadap kinerja perseroan ke depannya.
"Saya belum tahu apakah Danatama Capital akan menyuntik modal atau tidak, bisa jadi investasinya hanya sementara," ujarnya.
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia, saham emiten berkode KBRI itu dipegang oleh Riverton Group Holdings Ltd sebanyak 13,09%, Wyoming Internatonal Ltd sebanyak 11,40%, Suisse Charter Investment Ltd sebanyak 10,20%, Danatama Capital Management sebanyak 12,50%, PT Wahyu Berkat Abadi 8,92%, Yusuf Ardhi Boediono selaku pendiri perseroan sebanyak 10,20%, Adami Ariaji 5,19% dan masyarakat 33,69%.
Manajemen Kertas Basuki memprediksi tahun ini perseroan masih akan mengalami rugi bersih seiring belum selesainya pembangunan PM 2. Pengerjaan PM 2 milik Kertas Basuki hingga kini tak kunjung rampung karena ketiadaan dana.
Beroperasinya PM 2 akan meningkatkan kapasitas produksi kertas perseroan hingga 15 kali lipat dari kemampuan saat ini yang hanya 12.000 ton per tahun.
Oleh karena itu, perseroan yang pernah berstatus BUMN itu sedang gencar mencari pinjaman hingga US$60 juta untuk melanjutkan pengerjaan PM 2 dan mendanai beberapa rencana perseroan padatahun ini.
Menurut Direktur Kertas Basuki Theodorus Ito Prawira Jatty, Kertas Basuki sedang menjajaki pinjaman perbankan dan investasi dari mitra strategis untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.
Menurut Ito, pinjaman perbankan lebih mungkin terealisasi saat ini, sedangkan investasi mitra strategis belum mengalami kemajuan yang berarti. (ea)