JAKARTA: Produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15% menjadi US$26,3 juta pada semester I/2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$22,9 juta.Kenaikan laba bersih perseroan yang berada di bawah kendali pengusaha Prajogo Pangestu itu disokong oleh kenaikan pendapatan bersih perseroan sebesar 20% menjadi US$1,14 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$949,11 juta.Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra mengatakan kenaikan pendapatan tersebut sebagian besar bersumber dari penjualan ke pasar dalam negeri."Meningkatnya pendapatan tersebut, disebabkan oleh kenaikan harga jual produk petrokimia yang dipicu oleh kenaikan harga minyak bumi," katanya dalam keterangan resminya, hari ini.Dia menjelaskan moncernya kinerja perseroan dalam enam bulan pertama tahun ini menunjukkan perseroan berhasil melanjutkan konsistensi pertumbuhan bisnis pascamerger. "Konsistensi ini akan terus dipertahankan perseroan secara berkelanjutan," ujar dia. Dia menuturkan saat ini perseroan tengah dalam proses pembangunan pabrik butadiene pertama di Indonesia dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun. "Pabrik dengan total investasi US$120 juta yang selanjutnya dikelola PT Petrokimia Butadiene Indonesia tersebut, direncanakan beroperasi pada Juni 2013," tambah dia. Chandra Asri merupakan perusahaan hasil merger vertikal antara dua perusahaan petrokimia terafiliasi yang merupakan anak perusahaan dari PT Barito Pacific Tbk yaitu PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Penggabungan tersebut berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2011. Pascaberalihnya 22,87% saham perseroan yang dimiliki Apleton Investment Ltd serta 7,13% saham yang dikuasai PT Barito Pacific Tbk kepada SCG Chemicals Co., Ltd, maka struktur kepemilikan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk saat ini adalah sebesar 64,87% sahamnya dimiliki Barito Pacific, baik secara langsung maupun tidak langsung, SCG Chemicals Co. Ltd menguasai 30% saham, serta sebesar 5,13% dimiliki publik. Tahun ini, perseroan yang memiliki total aset US$1,6 miliar itu memutuskan untuk membagikan dividen interim tahun buku 2011 sebesar Rp14,5 per saham atau total Rp44,38 miliar.Rencana pembagian dividen tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada 20 September 2011. Pelaksanaan pembayaran dividen interim akan dilaksanakan pada 2 November 2011.Adapun jadwal pelaksanaan dividen interim adalah cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 14 Oktober, Ex dividen interim di pasar reguler dan negosiasi pada 17 Oktober, cum dividen interim di pasar tunai pada 19 Oktober, ex dividen di pasar tunai pada 20 Oktober, dan tanggal pencatatan pada 19 Oktober.Keputusan pembayaran dividen didasarkan pada kinerja keuangan sepanjang semester pertama tahun ini yang membukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya dan laba bersih masing-masing sebesar US$479,96 juta dan US$26,33 juta. Total ekuitas perseroan juga tercatat mencapai US$820,99 juta.Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga saham emiten berkode TPIA itu ditutup melemah 150 basis poin atau -4,11% pada level Rp3.500 per saham. Harga tersebut membentuk kapitalisasi pasar perseroan sebesar Rp10,73 triliun dengan rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earnings ratio/PER) sebanyak 7,35 kali. (faa)
Pasar domestik dongkrak laba Chandra Asri naik 15%
JAKARTA: Produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15% menjadi US$26,3 juta pada semester I/2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$22,9 juta.Kenaikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yoseph Pencawan - nonaktif
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
5 jam yang lalu