JAKARTA: Peningkatan suku bunga acuan (BI rate) dinilai tidak akan memengaruhi pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) dan dipandang sebagai antisipasi pertumbuhan produk domestik bruto (GDP).Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai kenaikan BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,75% dari sebelumnya 6,5% tidak banyak berpengaruh pada pergerakan IHSG karena sudah menjadi perkiraan sejumlah analis. Dia menilai indeks baru akan terpengaruh jika BI rate naik lebih dari 100 bps.Saya lihat peningkatan BI rate itu tidak akan berpengaruh ke saham, karena itu sudah termasuk dalam perkiraan, bahkan kami sudah memperkirakan BI rate naik hingga 100 bps. Kecuali jika ada peningkatan pada harga minyak, paparnya melalui pesan singkat, hari ini.Edwin menilai hal lain yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG adalah kenaikan harga minyak. Edwin mengatakan jika harga minyak naik mencapai US$110 barelUS$120 barel dan bertahan sekitar 5-6 bulan maka hal itu cukup berbahaya. Selain berbahaya bagi pasar modal, Erwin memperkirakan kenaikan tersebut juga berbahaya bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), inflasi, dan BI rate.Sementara itu, Edwin juga memprediksikan pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) pada kuartal IV/2010 akan lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 6% menjadi sekitar 6,4%-6,5%.Saya menilai peningkatan BI Rate merupakan antisipasi pertumbuhan GDP kuartal IV/2010 yang akan ROBUST [bertumbuh lebih cepat dari dugaan awal] menjadi sekitar 6,4%-6,5%. Hal ini tercermin dari peningkatan ekspor di Indonesia. Artinya sumbangan ekspor dari komoditas minyak, tambang, dan CPO lebih besar dari perkiraan awal, tutupnya.Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat sebesar 15,34 poin atau 0,44% ke level 3.496,17 pada penutupan perdagangan sore hari ini. (05)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru