Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS–China Mereda, Pembahasan Ekspor Berlanjut

Washington dan Beijing mengklaim kemenangan, setelah kedua negara itu mundur dari perang dagang global dan sepakat untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut untuk mendorong ekspor Amerika Serikat ke China.
Salah satu kebijakan pada masa perang dagang AS-China adalah pemberlakuan tarif impor aliminium China di AS./JIBI
Salah satu kebijakan pada masa perang dagang AS-China adalah pemberlakuan tarif impor aliminium China di AS./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA–Washington dan Beijing mengklaim kemenangan, setelah kedua negara itu mundur dari perang dagang global dan sepakat untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut untuk mendorong ekspor Amerika Serikat ke China.

Pada akhir pekan lalu, AS dan China berjanji untuk melanjutkan diskusi terkait dengan bagaimana China bisa mengimpor energi dan komoditas pertanian dengan jumlah yang lebih banyak dari AS untuk menyusutkan defisit perdagangan barang dan jasa tahunan AS yang mencapai US$335 miliar dengan China.

Keuntungan terbesar yang langsung didapat oleh China adalah memenangkan penangguhan hukuman ekspornya pada ancaman tarif sebesar US$50 miliar ke ZTE Corp, perusahaan pembuat alat telekomunikasi terbesar ke dua China yang sbelumnya dikenakan ancaman sanksi dari AS.

Sementara itu, AS juga dijanjikan akan mendapat impor lebih banyak dari China, meskipun belum ada pernyataan jumlah yang spesifik.

Ancaman pada pembatasan investasi China di AS juga mulai muncul ke permukaan. Departemen Keuangan (Depkeu) AS mengatakan bahwa pihaknya memiliki wewenang untuk melaporkan kemajuan pembatasan tersebut pada Presiden AS Donald Trump.

“Sekretasi Depkeu AS Steven Mnuchin mengatakan akan mendiskusikan beberapa opsi untuk menjadi pertimbangan Presiden [AS],” ujar juru bicara Depkeu AS, dikutip dari Reuters, Selasa (22/5/2018).

Sejumlah ekonom dari Morgan Stanley memperkirakan bahwa ekspor produk pertanian, hewan, dan energi, terutama gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) AS dapat bertambah antara US$60 miliar hingga US$90 miliar untuk dijual ke China. Jumlah tersebut masih jauh dari target Trump untuk mengurangi defisit perdagangan sejumlah US$200 miliar.

“China telah sepakat untuk melakukan pembelian tambahan pada produk pertanian dan peternakan AS dalam jumlah besar, kabar terbaik untuk pertanian AS selama ini,” ujar Trump dalam kicauan di akun twitternya pada Senin (21/5/2018).

Pemerintah China memuji peredaan ketegangan perdagangan dengan AS. Pihaknya menyatakan bahwa kesepakatan kedua negara itu penting bagi keduanya. Namun, sejumlah kabar di media menjelaskan bahwa Beijing belum menyerah pada ancaman ekonomi AS.

Sebelumnya, AS telah memberi ancaman tarif sebesar US$50 miliar pada impor China kecuali Beijing mau memperbaiki kasus pencurian properti intelektual AS. Setelah itu, China memberi respons dengan memberikan tarif serupa ke pertanian AS.

Selanjutnya, Trump memberikan tarif tambahan sebesar US$100 miliar untuk barang-barang dari China, yang kemudian memukul pasokan pasar global karena kekhawatiran akan penguatan perlindungan perdagangan AS.

“Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross akan berkunjung ke China pekan depan untuk membantu menyelesaikan kesepakatan perdagangan,” ujar Steven Mnuchin pada Senin (21/5/2018).

Dilansir dari Reuters, juru bicara Menteri Luar Negeri China Lu Kang mengatakan bahwa kedua negara tersebut masing-masing telah mengetahui dengan mencapai konsensus akan membawa hal bak bagi kedua negara itu.

“China tidak pernah mengharapkan adanya ketegangan dengan AS, dalam perdagangan atau bidang apapun,” kata Lu.

Mei Xinyu, ahli riset Kementerian Perdagangan China mengungkapkan bahwa kesepakatan perdagangan itu ingin berfokus pada “posisi positif” China, untuk meningkatkan impor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper