Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOM SURABAYA: Sejumlah Analis Optimistis Pasar Saham Tetap Kuat

Pasar modal diyakini tidak akan terpengaruh oleh aksi teror bom yang terjadi di sejumlah lokasi di Surabaya, Jawa Timur. Keyakinan itu diungkapkan oleh sejumlah analis yang meyakini pemerintah mampu menjaga stabilitas keamanan di Tanah Air.
Karyawati mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Bank Permata, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawati mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Bank Permata, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar modal diyakini tidak akan terpengaruh oleh aksi teror bom yang terjadi di sejumlah lokasi di Surabaya, Jawa Timur. Keyakinan itu diungkapkan oleh sejumlah analis yang meyakini pemerintah mampu menjaga stabilitas keamanan di Tanah Air.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan aksi tersebut tidak akan mengguncang pasar modal, terutama pergerakan harga saham.

Pertama, Indonesia telah mengalami berbagai aksi teror dan seluruh aksi tersebut telah mampu diungkap oleh pemerintah. Kedua, peristiwa tersebut terjadi di luar jam kerja bursa, sehingga daya kejut bisa lebih direda.

"Aksu teror seperti yang dulu terjadi di JW Marriot misalnya dulu juga hanya pengaruh ke indeks selama beberapa menit atau intraday. Setelah itu indeks normal kembali," katanya saat dihubungi, Minggu (13/5/2018).

Ketiga, sambungnya, adalah keyakinan investor terhadap kemampuan pemerintah untuk segera mengungkap dalang dari aksi tersebut. Kepercayaan inilah yang menjadi dasar stabilitas pasar modal dalam beberapa tahun terakhir.

Alfred menambahkan, yang perlu diantisipasi oleh pemerintah adalah kepercayaan diri investor di sektor riil. Dia berharap kejadian ini tidak berdampak pada kampanye negatif dalam Asian Games mendatang yang bisa mengancam iklim investasi sektor riil.

"Solusinya yang harus segera dilakukan adalah dengan menangkap dalangnya sehingga masyarakat dan investor melihat pemerintah responsif untuk menuntaskan kasus ini," harapnya.

Dia meyakini, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini akan lebih dipengaruhi oleh faktor ekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi menambahkan, berkaca pada kasus bom Sarinah beberapa tahun lalu kondisi ini tidak akan mengguncang psikologi investor. Bahkan jika terjadi penurunan menurutnya hanya sementara.

"Bom yang terakhir seperti Sarinah itu ada pengaruh tapi hanya intraday. Setelah itu besoknya langsung naik terus, jadi memang dampaknya kecil," kata dia.

Dia memprediksi batas support IHSG berada di level 5.900 dan resistance di level 6.100. Menurutnya, potensi penurunan IHSG akan berada di level wajar karena beberapa waktu lalu telah anjlok cukup dalam di level 5.700

Keyakinan serupa disampaikan oleh Head Investment Avrist Asset Management Farash Farich yang menilai pergerakan indeks pekan depan akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi terutama global, bukan politik dan hukum.

Ada tiga faktor eksternal yang bakal mempengaruhi pergerakan IHSG. Pertama kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), kedua stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan ketiga rencana masuknya saham-saham China di dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI).

"Faktor ketiga ini akan banyak mempengaruhi pergerakan saham di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Ada potensi koreksi buat kita karena rebalancing MSCI," kata dia.

Dia menambahkan, selama faktor pertama dan kedua tetap terjaga maka pergerakan indeks masih berada dalam level positif sebagaimana akhir pekan lalu yang disebabkan oleh penguatan rupiah dan turunnya yield US treasury.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper