Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan rupiah dalam perdagangan besok diprediksi akan lebih mixed dengan kecenderungan menguat terhadap dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menyebutkan analis teknikal, adapun indikator stochastic dan RSI pada USDIDR daily chart sudah menunjukkan jenuh beli atau overbought sehingga memberikan indikasi bahwa dolar AS akan berpeluang terdepresiasi terhadap rupiah.
Meskipun terdapat beberapa negara yang akan memperingati Hari Buruh Internasional pada 1 Mei, adapun data kalender makroekonomi menunjukkan bahwa para pelaku pasar global akan mencermati data US ISM Manufacturing PMI yang diproyeksikan turun dari 59,3 menjadi 58,6.
Apabila hasilnya sesuai ekspektasi, maka hal ini akan memberikan sentimen negatif bagi dolar AS, sehingga secara tidak langsung akan memperkuat posisi rupiah. Namun sesungguhnya yang perlu diperhatikan ialah terkait dengan kebijakan the Fed dalam menetapkan tingkat suku bunga acuan pada Rabu, 2 Mei waktu setempat yang diproyeksikan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 1,75%.
"Range USDIDR hari Selasa ialah: 13.870 hingga 13.935," tulisnya menurut risetnya.
Sementara itu, dalam perdagangan kemarin nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (30/4/2018), sejalan dengan depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS. Ini merupakan pelemahan dua hari berturut-turut jika dibandingkan dengan perdagangan Jumat pekan lalu yang juga melemah.
Rupiah pada perdagangan Senin ditutup melemah 0,14% atau 20 poin di Rp13.913 per dolar AS. Padahal mata uang garuda sempat rebound dan menguat hingga menyentuh level Rp13.870.