Bisnis.com, JAKARTA — Masih tingginya arus masuk dana investor asing di pasar obligasi di tengah tekanan jual yang masih terjadi di pasar saham mengindikasikan adanya kecenderungan peralihan portofolio investor asing di pasar modal Indonesia, tanpa benar-benar meninggalkan Indonesia.
Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, mengatakan bahwa aksi jual investor asing tidak saja terjadi di bursa saham Indonesia, tetapi di negara asia pasifik lainnya. Namun, menariknya investor asing justru masih mencatatkan beli bersih di pasar obligasi.
Sepanjang tahun berjalan, aksi jual investor asing di bursa Indonesia sudah mencapai sekitar US$2 miliar, atau sekitar Rp27,4 triliun dengan kurs Rp13.500. Sementara itu, bursa Filipina juga mengalami net sell US$5 miliar, Korea Selatan US$1 miliar, Taiwan US$3,5 miliar, dan Thailand US$2 miliar.
Tito mencatat, di saat yang sama arus masuk investor asing di pasar obligasi Indonesia, khususnya di surat berharga negara sepanjang tahun berjalan mencapai US$2,58 miliar atau Rp34,83 triliun dengan kurs Rp13.500.
“Jadi, uang asing itu tidak keluar tetapi bertambah, switch ke obligasi. Saya masih senang melihatnya. Walaupun ada US$2 miliar yang keluar, tetapi obligasi naik US$2,58 miliar, yang penting asing tidak keluar,” katanya, Kamis (19/4/2018).
Tito mengatakan, tidak ada hal negatif yang cukup kuat dari dalam negeri yang menyebabkan investor asing menjual instrumen sahamnya. Justru, tahun lalu rata-rata pertumbuhan pendapatan seluruh emiten di Bursa Efek Indonesia masih 20%.
Dengan kondisi ini, menurutnya tinggal menunggu waktu bagi investor asing untuk kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Dirinya meyakini, bila sentimen global yang selama ini menyebabkan asing keluar akhirnya mereda, arus masuk asing akan kembali tinggi ke dalam negeri.