Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu 'Kencan' Trump-Abe di Mar-a-Lago, Dolar AS Bergerak Flat

Indeks dolar AS terpantau bergerak flat pada perdagangan siang ini, Selasa (17/4/2018), saat fokus pasar bergeser kembali ke kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS terpantau bergerak flat pada perdagangan siang ini, Selasa (17/4/2018), saat fokus pasar bergeser kembali ke kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Isu perdagangan AS kembali disorot menjelang pertemuan AS dan Jepang serta menyusul spekulasi bahwa serangan terhadap Suriah akhir pekan lalu tidak akan meningkat menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama turun hanya 0,001 poin ke level 89,424 pada pukul 11.05 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka turun 0,009 poin di posisi 89,416 setelah pada perdagangan Senin (16/4) ditutup melemah 0,42% atau 0,375 poin di posisi 89,425.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau terapresiasi tipis 0,07% atau 0,08 poin ke level 107,04 per dolar AS pada pukul 11.16 WIB, setelah mampu membukukan rebound dengan berakhir menguat 0,21% atau 0,23 poin di posisi 107,12 pada perdagangan Senin.

Dilansir Reuters, pelaku pasar menantikan tatap muka antara Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di resor Mar-a-Lago, Florida, pada hari ini waktu setempat. Pertemuan kedua pemimpin ini dijadwalkan akan berlangsung dua hari hingga Rabu (18/4/2018).

Pemerintah Jepang diperkirakan ingin menghindari pembicaraan tentang perjanjian perdagangan bebas dua arah, yang ditujukan tidak hanya pada akses pasar tetapi juga kebijakan moneter dan mata uang.

Namun para pedagang menduga pemerintah AS dapat memberikan tekanan pada Jepang setelah laporan makroekonomi semi-tahunan yang dirilis Departemen Keuangan AS beberapa hari lalu menempatkan Jepang dalam daftar pemantauan untuk kemungkinan manipulasi.

Trump sendiri telah menuding Rusia dan China pada hari Senin (16/4) karena mendevaluasi mata uang mereka, sehingga memicu penjualan dalam dolar AS, bahkan ketika pelemahan rubel bulan ini disebabkan sanksi AS sementara yuan telah menguat beberapa bukan terakhir.

“Komentarnya tampak memberi tahu kita bahwa di lubuk hatinya [Trump] dia menginginkan dolar yang lebih lemah,” kata seorang pedagang.

Sejak bulan lalu, Trump telah membuat berita dengan serangkaian rencana pengenaan tarif, sehingga meningkatkan kekhawatiran atas perang perdagangan yang merugikan ekonomi global.

Saat ketidakpastian atas isu perdagangan terlihat meningkat, pasar menunjukkan respons datar terhadap berita ekonomi lainnya.

Penjualan ritel AS rebound pada Maret setelah tiga penurunan bulanan berturut-turut, ditopang  kinerja rumah tangga yang mendorong pembelian kendaraan bermotor dan barang-barang besar lainnya.

“Pasar lebih fokus pada berita perdagangan dan politik daripada data ekonomi. Beberapa hari ini sulit untuk mengatakan sebelumnya apa yang akan menggerakkan pasar,” ujar Shinichiro Kadota, senior FX strategist di Barclays, Tokyo.

Posisi indeks dolar AS                                       

17/4/2018

(Pk. 11.05 WIB)

89,424

0%

16/4/2018

89,425

(-0,42%)

13/4/2018

89,800

(+0,05%)

12/4/2018

89,751

(+0,20%)

11/4/2018

89,568

(-0,02%)

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper