Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Anjlok Lagi

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1.032,89 poin atau 4,15% ke level 23.860,46, sedangkan indeks Standard & Poors 500 melemah 100,66 poin atau 3,75% ke 2.581 dan Nasdaq Composite turun 274,83 poin atau 3,9% ke 6.777,16.
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup merosot pada perdagangan Kamis (8/2/2018) menyusul berlanjutnya sesi perdagangan yang fluktuatif. .

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1.032,89 poin atau 4,15% ke level 23.860,46, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 100,66 poin atau 3,75% ke 2.581 dan Nasdaq Composite turun 274,83 poin atau 3,9% ke 6.777,16.

Dilansir Bloomberg, seluruh 11 sektor indeks S&P mengalami penurunan, dengan sektor finansial dan teknologi menjadi sektor dengan kinerja terburuk. Semua 30 komponen pada indeks Dow Jones juga berakhir negatif.

Penurunan saham baru-baru ini masih sulit dipahami investor, yang telah mengalami fluktuasi besar yang telah mengguncang pasar setelah reli penguatan ke rekor tertinggi selama beberapa bulan terakhir.

Anjloknya indeks pada perdagangan Kamis menandai perubahan tajam dalam beberapa sesi terakhir termasuk penurunan terbesar indeks S&P 500 dalam lebih dari enam tahun terakhir, yang menarik indeks menjauhi rekor tertinggi.

"Arah masih belum jelas, dan saya pikir pelaku pasar mencoba untuk mencari tahu apa yang benar-benar ingin dilakukan pasar saat ini," kata Jonathan Corpina, managing partner senior di Meridian Equity Partners, seperti dikutip Reuters.

Di sisi lain, pelemahan saham telah lama ditunggu oleh investor karena pasar terus meningkat hingga terus menerus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam beberapa bulan terakhir.

Aksi jual yang tajam dalam beberapa hari terakhir ini dimulai karena kekhawatiran kenaikan inflasi dan imbal hasil obligasi, yang dipicu laporan tenaga kerja pada Jumat pekan lalu.

Bursa saham selama bertahun-tahun terlihat relatif menarik dibandingkan dengan imbal hasil rendah yang ditawarkan oleh obligasi, namun kenaikan imbal hasi obligasi pemerintah AS mengurangi minat investor terhadap, terutama di saat valuasi saham berada pada level yang mahal.

Sebelumnya pada hari Kamis, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik setinggi 2,884%, mendekati level tertinggi empat tahun terakhir di level 2,885% setelah Bank of England mengatakan suku bunga mungkin perlu naik lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Apa yang kita lihat hari ini adalah kekhawatiran lanjutan seputar laju kenaikan bunga, seputar valuasi di pasar saham," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi Independent Advisor Alliance di Charlotte, North Carolina.

Persentase investor individual AS yang memperkirakan penurunan harga saham telah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan, menurut survei sentimen mingguan American Association of Individual Investors.

Sementara itu, indikator utama volatilitas pasar, Cboe Volatility Index, naik 5,73 poin ke level 33,46 pada Kamis, sekitar tiga kali lebih tinggi dari rata-rata tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper