Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Output Minyak AS Meningkat, WTI Tumbang

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret melemah 2,5% atau 1,60 poin ke level US$61,79 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah dalam empat pekan. Total volume yang diperdagangkan sekitar 68% di atas rata-rata 100 hari.

Bisnis.com, JAKARTA - Minyak mencatat penurunan terbesar dalam dua bulan terakhir pada perdagangan Rabu (7/2/2018) karena rekor produksi minyak mentah dari wilayah AS memicu kekhawatiran bahwa persediaan akan meningkat.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret melemah 2,5% atau 1,60 poin ke level US$61,79 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah dalam empat pekan. Total volume yang diperdagangkan sekitar 68% di atas rata-rata 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman April ditutup melemah 1,35 poin ke level US$65,51 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, level terendah sejak akhir Desember. Minyak patokan global ini diperdagangkan lebih mahal US$3,96 dibanding WTI untuk kontrak bulan yang sama.

Energy Information Administration melaporkan output minyak mentah dari sumur di AS melonjak menjadi 10,25 juta barel per hari pekan lalu. Dengan produksi yang diperkirakan meningkat hingga akhir tahun ini, aliansi pemasok utama Saudi dan Rusia lainnya akan mendapat tekanan baru untuk mempertimbangkan kembali kesepakatan pembatasan produksi.

"Produksi naik cukup kuat. Masih ada beberapa keraguan di sisi penawaran dan apakah pertumbuhan serpihan AS akan mengalahkan permintaan kuat yang diharapkan tahun ini," ujar Nick Holmes, analis di Tortoise Capital Advisors LLC, seperti dikutip Bloomberg,

Penghitungan output dalam negeri AS mengindikasikan bahwa negara tersebut mungkin sudah setara dengan Arab Saudi, pemimpin produsen minyak dan pemimpin de facto terbesar OPEC, dan mendekati produksi Rusia.

Produksi minyak Saudi diperkirakan mencapai rata-rata 10 juta per hari bulan lalu dan Rusia memompa sekitar 10,98 juta per hari pada tahun 2017. Yang pasti, jumlahnya tidak dapat dibandingkan secara langsung karena melibatkan periode waktu yang berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper