Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pidato Kenegaraan Trump Tak Mengejutkan, Rupiah Rebound

Nilai tukar rupiah berhasil membukukan rebound pada perdagangan hari ini, Rabu (31/1/2018), mematahkan pelemahan selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berhasil membukukan rebound pada perdagangan hari ini, Rabu (31/1/2018), mematahkan pelemahan selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.

Rupiah ditutup menguat 0,36% atau 48 poin di Rp13.386 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan apresiasi tipis 11 poin atau 0,08% di posisi 13.423, setelah pada perdagangan Selasa (30/1) berakhir melemah 0,51% atau 68 poin di posisi 13.434.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.366 – Rp13.428 per dolar AS.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat, dipimpin renminbi China sebesar 0,58% dan won Korea Selatan dengan 0,56%. Di sisi lain, ringgit Malaysia dan rupee India masing-masing terpantau terdepresiasi 0,44% dan 0,08%.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,25% atau 0,220 poin ke level 88,940 pada pukul 16.56 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,060 poin atau 0,07% di level 89,100, setelah pada perdagangan Selasa (30/1) berakhir melemah 0,17% di posisi 89,160.

Dilansir Bloomberg, mata uang emerging market di Asia menguat setelah pidato kenegaraan Presiden Amerika Donald Trump dinilai hanya memberi sedikit detail mengenai upaya untuk mendorong proteksionisme perdagangan AS.

Dolar AS tergelincir setelah Trump menyatakan komitmennya untuk memperbaiki transaksi perdagangan yang buruk dan menegosiasikan yang baru. Trump juga meminta Kongres meminta Kongres AS untuk meloloskan regulasi terkait anggaran senilai US$1,5 triliun untuk investasi infrastruktur baru.

“Trump belum mengatakan apapun yang baru dan pasar berada dalam sikap wait and see menjelang pertemuan The Fed,” kata Masashi Murata, pakar strategi mata uang di Brown Brothers Harriman, seperti dikutip dari Bloomberg.

“FOMC dapat meningkatkan penilaiannya tentang ekonomi AS dan inflasi, tapi keduanya akan marjinal,” tambahnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper