Bisnis.com, JAKARTA--Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Jumat (12/1/2018) pekan lalu bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang global serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara.
I Made Adi Saputra, fixed income analyst MNC Sekuritas, mengatakan bahwa pergerakan SUN ditopang kembali menguatnya nilai tukar rupiah di tengah pengurangan stimulus terhadap pembelian obligasi negara Amerika.
"Sementara itu, volume perdagangan kemarin masih cukup besar menandakan pelaku pasar masih tertarik terhadap SUN," ungkapnya dalam riset harian, Senin (15/1/2018).
Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps. Imbal hasil SUN tenor pendek (1-4 tahun) turun berkisar antara 2 - 5 bps dengan harga naik hingga sebesar 20 bps. Berikut pergeraka seri acuan:
FR63.. 5.544% -7.59 bps, harga 34.7 bps
FR64.. 6.038% -4.12 bps, harga 31.4 bps
FR65.. 6.567% -3.64 bps, harga 34.9 bps
FR75.. 6.891% -3.41 bps, harga 38.7 bps
Di pasar surat utang global, imbal hasil seri-seri acuan cenderung bergerak bervariasi.
UST 10Y.. 2.550% 0.013 bps
UST 30Y.. 2.852% -0.015 bps
Gilt 10Y.. 1.333% 0.017 bps
Bund 10Y.. 0.574% 0.052 bps
Adapun secara teknikal, harga SUN masih berada di area jenuh beli membatasi pergerakan harga SUN pada perdagangan hari ini.
"Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga SUN masih akan bergerak terbatas pada awal perdagangan didorong oleh pelaku pasar yang masih menantikan data neraca perdagangan yang akan dirilis pada hari ini," ungkapnya.
Sejumlah seri yang direkomendasikan Made untuk ditransaksikan hari ini yakni seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0068, dan FR0072.
Volume SUN senilai Rp13,14 triliun dari 36 seri, nilai seri acuan sebesar Rp4,20 triliun. Volume PBS senilai Rp3,33 triliun dari 8 seri. Volume Corp Bond senilai Rp327, 84 miliar dari 32 seri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
