Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepanjang Perdagangan Fluktuatif, Rupiah Melemah Tipis Jelang Long Weekend

Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah tipis pada perdagangan hari ini, Jumat (22/12/2017), seiring dengan penguatan dolar AS.
Warga membawa uang yang baru ditukarkan di loket mobil kas keliling, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (6/6)./Antara-R. Rekotomo
Warga membawa uang yang baru ditukarkan di loket mobil kas keliling, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (6/6)./Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah tipis pada perdagangan hari ini, Jumat (22/12/2017), seiring dengan penguatan dolar AS.

Rupiah ditutup terdepresiasi 0,01% atau 1 poin di Rp13.556 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan pelemahan 0,03% atau 4 poin di posisi 13.559, setelah pada perdagangan Kamis (21/12) mampu membukukan rebound 0,18% atau 24 poin di posisi 13.555.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak fluktuatif di kisaran Rp13.546 – Rp13.565 per dolar AS.

Sementara itu, pergerakan mata uang lainnya di Asia terpantau beragam. Won Korea Selatan dan dolar Taiwan yang masing-masing terapresiasi 0,28% dan 0,17% memimpin penguatan sejumlah mata uang Asia.

Di sisi lain, dolar Singapura dan baht Thailand yang masing-masing terdepresiasi 0,07% dan 0,06% pada pukul 17.08 WIB, turut berada di antara mata uang yang mengalami pelemahan, berdasarkan data Bloomberg.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau naik 0,11% atau 0,099 poin ke level 93,377 pada pukul 16.57 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan penguatan 0,19% atau 0,176 poin di level 93,454, setelah pada perdagangan Kamis (21/12) berakhir turun 0,04% atau 0,035 poin di posisi 93,278.

Dilansir Reuters, dolar terdongkrak setelah Senat AS menyetujui rancangan undang-undang untuk mendanai pemerintah federal sampai 19 Januari sekaligus menghindari penutupan lembaga pemerintah menjelang batas waktunya tengah malam hari ini.

Pada saat yang sama, Kongres AS menyetujui rancangan undang-undang perpajakan AS yang paling signifikan dalam tiga dekade. RUU ini diharapkan dapat memberikan setidaknya dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

Sentimen positif terhadap dolar juga muncul dari data kuartal ketiga yang menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh dengan laju tercepat dalam lebih dari dua tahun, didukung belanja bisnis yang kuat.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan lonjakan jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu, namun tren mendasar untuk klaim pengangguran tetap konsisten dengan pasar kerja yang ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper