Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Output Minyak OPEC Turun ke Level Terendah Enam Bulan

Produksi minyak mentah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak turun lagi pada bulan November ke level terendah dalam enam bulan terakhir.

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak mentah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak turun lagi pada bulan November ke level terendah dalam enam bulan terakhir.

Total output OPEC turun 80.000 barel per hari menjadi 32,47 juta barel per hari bulan lalu, menurut survei Bloomberg News terhadap analis, perusahaan minyak dan data pelacakan kapal. Ini adalah level terendah sejak Mei di saat output mencapai 32,29 juta barel per hari.

Angola memimpin penurunan pada bulan November, dengan penurunan 100.000 barel per hari dari bulan Oktober. Loading program untuk November menunjukkan penurunan tajam dalam ekspor dari ladang Saturno dan Girassol di Angola. Keduanya dijadwalkan kembali normal pada bulan Desember.

International Energy Agency, yang melacak produksi dari anggota OPEC, memperingatkan bulan lalu bahwa pemeliharaan ladang pengeboran mungkin akan mempengaruhi produksi pada negara di Afrika.

Pada pertemuan di Wina 30 November lalu, OPEC dan beberapa negera non-anggota termasuk Rusia memutuskan untuk memperpanjang kesepakatan pembatasan produksi hingga akhir tahun depan guna melanjutkan proses rebalancing pasar dengan menurunkan persediaan minyak global ke level rata-rata lima tahun terakhir.

Ke 12 anggota OPEC yang setuju untuk membatasi pasokan mereka menerapkan 118% dari penurunan yang ditargetkan pada bulan November, dibandingkan dengan 110% di bulan sebelumnya.

Sementara itu, Nigeria dan Libya dibebaskan dari pemangkasan produksi, meskipun keduanya tetap akan dimasukkan mulai Januari 2018 setelah kesepakatan OPEC minggu lalu. Adapun output dari Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC, turun 40.000 barel per hari menjadi 9,97 juta barel per hari sepanjang bulan November.

Produksi minyak mentah Venezuela mencapai 1,86 juta barel per hari, tidak berubah dari level Oktober. Output di negara Amerika Latin ini berada dalam penurunan jangka panjang karena perusahaan minyak negara Venezuela menghadapi krisis permodalan dan pembayaran hutang senilai milyaran dolar.

Pekan lalu, Manuel Quevedo, menteri perminyakan dan presiden direktur Petroleos de Venezuela SA yang baru ditunjuk, bersumpah bahwa perusahaan minyak tersebut akan terus menghormati komitmen hutang luar negerinya.

Sementara itu, output di Irak yang menjadi produsen terbesar kedua di dalam OPEC, pulih sebesar 40.000 barel per hari menjadi 4,39 juta per hari, karena beberapa gangguan di wilayah semi-otonom Kurdistan mulai diatasi.

Pekan lalu, Menteri Perminyakan Irak Jabbar Al-Luaibi mengatakan pengurangan ekspor dari wilayah Kurdistan di Utara akan dikompensasikan dengan pengiriman lebih tinggi dari wilayah Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper