Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Terhenti, Bursa Saham Asia Turun Pagi Ini

Pergerakan sejumlah bursa saham di Asia turun pada awal sesi perdagangan hari ini (Selasa, 18/7/2017), menghentikan reli enam hari sebelumnya yang mendorong saham di wilayah tersebut ke level tertinggi sejak 2008.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah bursa saham di Asia turun pada awal sesi perdagangan hari ini, Selasa (18/7/2017), menghentikan reli enam hari sebelumnya yang mendorong saham di wilayah tersebut ke level tertinggi sejak 2008.

Indeks Topix Jepang melemah 0,5% di saat yen terapresiasi ke posisi 112,60 per dolar pada pukul 9.01 pagi waktu Tokyo (pukul 07.01 WIB), sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,1% dan indeks S&P/ASX 200 Australia melandai 0,4%.

Pergerakan bursa saham Jepang turun, seiring dimulainya kembali perdagangan pasca libur akhir pekan yang panjang, bersama dengan penurunan bursa saham Australia dan Korea Selatan. Di sisi lain, pergerakan saham di China tetap menjadi fokus setelah pelemahan pada perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil.

Dolar Selandia Baru merosot seiring dengan melambatnya inflasi lebih dari perkiraan pada kuartal kedua. Hal ini menambah tanda-tanda bahwa tingkat suku bunga tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat. Sementara itu, pelemahan mata uang pound sterling bertahan di saat Menteri urusan Brexit, David Davis, melanjutkan pembicaraan mengenai perpisahan Inggris dengan Uni Eropa.

Meski demikian, performa ekuitas global tetap berada pada kisaran level tertinggi sepanjang masa setelah nilainya bertambah lebih dari US$10 triliun tahun ini dan indeks yang mengukur minat investor untuk aset risiko tetap kuat.

Beberapa investor terkemuka namun dikabarkan kurang optimistis. “Ekonomi AS tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan dan akan berkembang moderat 2,4% pada kuartal kedua,” ujar Laurence D. Fink, chief executive officer BlackRock Inc., seperti dikutip dari Bloomberg.

Fokus para investor hari ini akan tertuju pada rilis data inflasi untuk bulan Juni oleh pemerintah Inggris. Data tersebut akan mendapat perhatian ekstra menyusul pernyataan yang berubah-ubah dari Gubernur Carney baru-baru ini mengenai perlunya penaikan suku bunga.

Sekitar satu pekan pada akhir bulan lalu, Carney berkata para pembuat kebijakan mungkin perlu mulai menaikkan tingkat suku bunga, setelah sebelumnya menyatakan bahwa saat ini bukan waktunya untuk menaikkan suku bunga.

Pasar juga akan menantikan langkah European Central Bank pada pertemuannya Kamis pekan ini. Bloomberg Intelligence memperkirakan bahwa tidak akan ada penaikan suku bunga sebelum 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper