Bisnis.com, JAKARTA– Koreksi harga minyak mentah berlanjut pada perdagangan siang ini (Kamis, 13/4/2017), menyusul laporan kenaikan jumlah persediaan minyak Amerika Serikat (AS) yang memicu kekhawatiran tentang kelebihan suplai global.
Harga minyak WTI kontrak Mei 2017 turun 0,08% atau 0,04 poin ke US$53,07 per barel pada pukul 12.29 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan di posisi 52,85.
Patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juni 2017 turut turun 0,02% atau 0,01 poin ke US$55,85, setelah dibuka dengan pelemahan 0,36% atau 0,20 poin di posisi 55,66.
Pada perdagangan Rabu (12/4), harga minyak WTI dan Brent kompak ditutup melemah sekaligus memutuskan reli penguatan selama beberapa hari setelah laporan pemerintah AS menunjukkan kenaikan produksi ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun terakhir.
Dilansir Reuters, fokus para pedagang tertuju pada perkiraan data produksi minyak mentah AS dalam laporan mingguan Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan masih naiknya produksi domestik.
Laporan tersebut juga menunjukkan kenaikan jumlah stok minyak pada pusat minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, sebesar 276.000 barrel sepanjang pekan tersebut.
“Produksi minyak AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari setahun, membawa harga minyak menjadi lebih rendah pada hari setelah EIA AS merilis datanya,” papar ANZ dalam risetnya.
Brent dan WTI telah reli pada beberapa sesi perdagangan sebelumnya setelah Arab Saudi diberitakan mendorong anggota OPEC lainnya beserta sejumlah produsen untuk memperpanjang upaya pemangkasan suplai.
Arab Saudi, pemimpin de-facto organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), telah menyatakan keinginannya untuk memperpanjang pemangkasan produksi terkoordinasi hingga melampaui paruh pertama tahun ini.
OPEC dan negara-negara produsen minyak lainnya, termasuk Rusia, telah sepakat untuk mengurangi produksi sebesar sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) selama paruh pertama tahun ini sebagai upaya untuk menahan kelebihan suplai global sekaligus mendorong harga.