Bisnis.com,WASHINGTON - Nilai dolar Amerika Serikat kembali merosot di perdagangan Asia pasca –Amerika menyerang Suriah dan ketegangan dengan Korea Utara.
Sebagai penentu terhadap enam mata uang, indeks dolar pada Selasa (11/4/2017) turun tipis 0,1% menjadi 101,950 DXY.
Tak hanya itu, jika dikonversi di mata uang Jepang, maka dolar AS merosot tipis 0,2% menjadi 110,68 yen Jepang. Nilai itu turun drastis, jika dibandingkan dengan nilai dolar pada Senin malam, yaitu senilai 111,57 yen Jepang.
Kondisi geopolitik yang tidak menentu selain berdampak pada nilai dolar juga berpengaruh terhadap langkah investor global.
Kemarin, China dan Korea Selatan sepakat untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Korea Utara jika melakukan tes rudal nuklir atau jarak jauh.
“Risiko konflik sudah pasti tumbuh dan yang harus menjaga dolar didukung terhadap sebagian besar mata uang Asia dengan komentar hawkish dari bank sentral AS juga membantu,” kata Gao Qi, seorang ahli strategi valuta asing di Scotiabank di Singapura.
Baca Juga
Tak hanya itu, melemahnya Euro dan biaya pinjaman Perancis mencapai tingkat tertinggi mereka atas Jerman dalam enam minggu juga disebabkan munculnya calon dari sayap kiri Jean Luc Melenchon di jajak pendapat sebelum pemilihan presiden bulan ini.
Munculnya Melenchon ini selama seminggu terakhir telah meningkatkan kemungkinan bahwa dirinya siap untuk menantang pemimpin sayap kanan Marine Le Pen di babak kedua yang akan ditentukan pada Mei mendatang dan membuat hasil akhir yang jauh lebih tak terduga.
Terlepas dari kondisi politiknya, obligasi Perancis yield spread atas Jerman berada titik tertinggi, basis poin 70, sejak 27 Februari lalu.
“Pasar lebih banyak fokus terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ekstrim, tapi menurut saya, dengan pemilu yang datang sangat cepat akan membuat banyak pihak merada nervous,” ujar ahli strategi DZ Bank Christian Lenk.
“Tetapi hingga akhir hari saya pikir (putaran kedua) akan muncul nama macron vs Le Pen,” imbuhnya.
Saham global telah diperdagangkan flat sejak bulan lalu karena investor telah mengambil valuasi diatas rata-rata jangka panjang, setelah kenaikan 10 persen sejak posisi terendah November lalu.