Bisnis.com, JAKARTA — Laju nilai tukar rupiah sukses ditutup menguat pada penutupan perdagangan hari kedua berturut-turut, Senin (10/4/2017), meski pada saat yang sama indeks dolar AS melaju positif.
Rupiah ditutup menguat 0,26% atau 35 poin ke Rp13.286 per dolar AS setelah diperdagangkan di kisaran Rp13.237 – Rp13.333 per dolar AS.
Pagi tadi, rupiah dibuka dengan pelemahan 0,07% atau 9 poin di posisi 13.330 per dolar AS.
Adapun pada perdagangan Jumat (7/4), rupiah ditutup menguat tipis 0,05% atau 7 poin di posisi 13.321 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan mata uang dolar terhadap mata uang utama lainnya terpantau lanjut naik meski hanya sebesar 0,02% atau 0,020 poin ke posisi 101,200 pada pukul 16.24 WIB setelah akhir pekan lalu ditutup menguat 0,51% atau 0,510 poin di 101,180.
Menurut Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekuritas, penguatan rupiah dipengaruhi efek positif dari hasil perilisan cadangan devisa RI yang melebihi ekspektasi pasar pada Jumat lalu.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2017 tercatat sebesar US$121,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2017 yang sebesar US$119,9 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengungkapkan peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penerbitan global bonds pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.
"Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," jelasnya (Bisnis.com, 7 April 2017).
Ditambahkan olehnya, posisi cadangan devisa per akhir Maret 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Adapun rupiah mampu menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia melemah.
Won Korea Selatan memimpin pelemahan kurs Asia dengan 0,69%, diikuti oleh rupee India sebesar 0,37%, dan yen Jepang yang turun 0,15%.