Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intiland Raup Pendapatan Usaha Rp2,28 Triliun

Pengembang properti PT Intiland Development Tbk membukukan pendapatan usaha Rp2,28 triliun sepanjang 2016, atau tumbuh 3,4% dibandingkan pencapaian 2015 sebesar Rp2,2 triliun.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pengembang properti PT Intiland Development Tbk membukukan pendapatan usaha Rp2,28 triliun sepanjang 2016, atau tumbuh 3,4% dibandingkan pencapaian 2015 sebesar Rp2,2 triliun.

Direktur pengelolaan modal dan investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatkan, meningkatnya nilai pendapatan terutama disebabkan oleh pengakuan penjualan dari penyelesaian sejumlah proyek Intiland, seperti perumahan Serenia Hills, Jakarta Selatan dan apartemen Regatta, Pantai Mutiara, Jakarta Utara,

Selain itu, peningkatan pendapatan juga diperoleh seiring peningkatan kontribusi pendapatan berkelanjutan atau recurring income. Perseroan baru mengoperasikan perkantoran di South Quarter, Jakarta Selatan tahun lalu.

Selain itu, pendapatan segmen ini juga diperoleh dari penyewaan bangunan pabrik standar atau standard factory building serta pengelolaan kawasan di Ngoro Industrial Park, Mojokerto, Jawa Timur.

“Kami akan terus meningkatkan kontribusi dari segmen recurring income. Seiring dengan penyelesaian proyek pengembangan mixed-use seperti Praxis dan Spazio Tower di Surabaya akan memberikan kontribusi positif pada kinerja perusahaan,” kata Archied dalam keterangan resmi, Kamis (30/3/2017).

Tahun lalu, kontribusi pendapatan berkelanjutan tercatat mencapai Rp347,6 miliar atau 15,3 persen dari total pendapatan. Jumlah tersebut meningkat sebesar 53,4% dibanding perolehan tahun 2015 yang mencapai Rp226,6 miliar.

Kontribusi dari segmen pengembangan atau development income tercatat sebesar Rp1,93 triliun, atau 84,7 % dari keseluruhan. Pencapaian ini mengalami penurunan tipis sebesar 2,3% dibandingkan perolehan tahun 2015 sebesar Rp1,97 triliun.

Archied mengungkapkan bahwa berdasarkan segmentasi produknya, segmen pengembangan perumahan menjadi kontributor terbesar mencapai Rp1,1 triliun, atau setara 48,9% dari keseluruhan pendapatan.

Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan mixed-use dan high rise yang tercatat mencapai Rp733,5 miliar atau 32,2%.

Di tengah tantangan yang terjadi di industri properti setahun terakhir, segmen pengembangan kawasan industri masih berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp81,3 miliar, atau 3,6% dari keseluruhan.

Sementara itu, segmen properti investasi yang berasal dari unit-unit usaha yang memberikan kontribusi pendapatan berkelanjutan tercatat membukukan pendapatan Rp347,6 miliar atau 15,3%.

Menurut Archied, industri properti nasional mengalami tekanan cukup berat sepanjang tahun 2016. Kondisi ini secara langsung menekan kinerja penjualan sehingga berpengaruh pada pencapaian profitabilitas perseroan.

Perseroan mencatatkan perolehan laba kotor sebesar Rp1,04 triliun, atau relatif stabil dari pencapaian tahun 2015. Laba usaha tercatat mencapai Rp404,3 miliar, atau lebih rendah 11,6% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp457,1 miliar.

“Kami membukukan laba bersih Rp298,9miliar, atau turun 25,6% dibandingkan tahun 2015. Penurunan laba juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan beban operasional dan beban bunga sepanjang tahun 2016,” jelas Archied.

Perseroan mencermati sepanjang tahun 2016 telah terjadinya tren penurunan di pasar properti nasional. Para konsumen dan investor properti cenderung lebih mengambil sikap menunggu dan menunda pembelian maupun melakukan investasi di sektor properti.

Gejala ini telah mempengaruhi kinerja penjualan perseroan dengan perolehan marketing sales sebesar Rp1,6 triliun.

Nilai pencapaian tersebut lebih rendah 12,9% dibandingkan perolehan tahun 2015 yang mencapai Rp1,9 triliun. Perseroan terpaksa menunda peluncuran dua proyek baru skala besar di tahun 2016 akibat kondisi pasar properti yang kurang kondusif.

Manajemen Perseroan berkeyakinan prospek kondisi pasar properti akan berangsur-angsur membaik di tahun 2017. Perseroan merencanakan untuk meluncurkan sejumlah proyek baru di segmen pengembangan mixed-use dan high rise di Jakarta dan Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper