Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI yang mencapai level tertinggi sepanjang sejarah industri pasar modal pada Jumat (17/3) ke posisi 5.540,43 poin menunjukan kondisi ekonomi dan industri pasar modal domestik kondusif.
"Pasar yang kondusif membuat demand dari investor meningkat, sehingga harga-harga menjadi bagus dan indeks BEI mencapai rekor baru. Jadi, pencapaian rekor indeks BEI karena banyak transaksi termasuk dari investor asing," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida di Jakarta, Sabtu (18./3/2017), seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (17/3) kemarin, IHSG mengalami penguatan sebesar 22,19 poin atau 0,40 persen menjadi 5.540,43 poin, sekaligus menjadi level tertinggi sepanjang sejarah di industri pasar modal. Rekor penutupan IHSG sebelumnya terjadi pada 7 April 2015 di level 5.523,29 poin.
Sementara itu, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp2,487 triliun pada Jumat (17/3). Dengan demikian, sepanjang tahun 2017 ini investor asing telah membukukan beli bersih sebesar Rp4,288 triliun.
"Memang kemarin (17/3) aksi beli oleh investor asing lumayan besar hingga mencapai Rp2 triliun lebih. Jadi, rekor pencapaian indeks BEI karena banyaknya transaksi baik dari domestik dan asing," tutur Nurhaida.
Ia menambahkan OJK akan terus mengupayakan sektor keuangan, terutama industri pasar modal kondusif sehingga kepercayaan investor tetap terjaga. Dengan begitu, pasar modal Indonesia menjadi lebih menarik dan efisien.
"Banyak hal yang menjadi dasar pertimbangan keputusan investasi baik investor domestik maupun global, OJK akan mengupayakan semaksimal mungkin semua faktor kondusif. Yang perlu kita antisipasi adalah ekonomi global, kalau global belum terlalu mendukung kita upayakan di domestik," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi BEI, Yulianto Aji Sadono mengatakan, sejalan dengan penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar BEI juga mencatatkan rekor tertingginya menjadi ke posisi Rp6.018,79 triliun.
Ia menambahkan rata-rata nilai transaksi harian juga turut mengalami peningkatan cukup signifikan, yakni sebesar 46,48 persen menjadi Rp9,17 triliun dari Rp6,26 triliun jika dibandingkan pekan sebelumnya.
Rata-rata volume transaksi harian meningkat 27,62 persen menjadi 14,46 miliar unit saham, dan rata-rata frekuensi transaksi harian BEI naik 4,79 persen menjadi 329,29 ribu kali transaksi.
Dalam rangka mendukung dan meningkatkan penetrasi pasar modal di masyarakat Indonesia, lanjut Yulianto, BEI kembali melakukan sosialisasi kepada khalayak termasuk di kalangan akademisi. Salah satu usaha yang dilakukan BEI adalah mendirikan Galeri Investasi BEI di berbagai universitas yang tersebar di Indonesia.
"Pada Selasa (14/3), BEI kembali meresmikan Galeri Investasi BEI di Universitas Prasetiya Mulya yang merupakan kerja sama dengan PT Phillip Securities. Galeri Investasi BEI - Universitas Prasetiya Mulya merupakan Galeri Investasi BEI ke-11 yang diresmikan di tahun 2017 dan Galeri Investasi ke-251 di seluruh Indonesia," paparnya.