Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis: Momentum Right Issue Belum Pas Tahun Ini

Sejumlah analis menilai aksi right issue yang akan dilakukan oleh sejumlah emiten sepanjang tahun ini belum akan memberikan hasil sesuai harapan.nn
Karyawan mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di salah satu kantor sekuritas di Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di salah satu kantor sekuritas di Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTASejumlah analis menilai aksi right issue yang akan dilakukan oleh sejumlah emiten sepanjang tahun ini belum akan memberikan hasil sesuai harapan.

Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas mengatakan, secara umum, minat perusahaan untuk menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), baik lewat right issue maupun private placement, dari tahun ke tahun terus membaik. Kondisi pasar pun secara umum mulai membaik tahun ini.

Meski begitu, Bima menilai masih banyak sentimen negatif yang akan menghambat efektivitas pelaksanaan HMETD di semester pertama tahun ini. Meski pun ada peluang jumlah emiten yang menggelar HMETD tahun ini semakin meningkat, mayoritas kemungkinan baru akan dilakukan di semester kedua.

Di akhir kuartal pertama, pasar masih akan terganggu oleh rencana penyesuaian suku bunga The Fed yang berpotensi mendorong arus keluar modal. Sementara itu, di kuartal kedua pasar masih akan tertahan oleh dinamika pemilihan gubernur DKI Jakarta.

“Saya kira pengaruhnya akan dialami oleh semua sektor emiten yang akan right issue karena rata-rata investor masih akan wait and see. Hanya saja mungkin akan beda ceritanya bagi yang sudah ada stand by buyer, dia bisa lakukan right issue lebih dahulu di semester pertama,” katanya melalui sambungan telepon, Jumat (10/3/2017).

Lucky Bayu Purnomo, Market Research and Strategies Danareksa mengatakan, kondisi pasar saat ini  sejatinya tidak begitu ideal bagi perseroan untuk melakukan penawaran umum HMETD. Menurutnya, idealnya right issue digelar ketiga IHSG tengah mengalami koreksi dan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata/

Kenyataanya, saat ini indeks tengah bergerak di titik puncaknya di kisaran Rp5.400 hingga Rp5.500. Selain itu, rata-rata kinerja sektor-sektor utama di BEI,  masih berada di bawah IHSG.

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pun masih di kisaran 4,9% hingga 5%, atau belum banyak perubahan yang cukup berarti. Hal ini menyebabkan besar potensi gelaran right issue emiten tahun ini tidak akan terserap penuh oleh pasar.

“Sentimen pendorong pun cenderung terbatas. Pasar sebenarnya sedang menantikan bagaimana akselerasi kinerja pemerintah karena sebelumnya pemerintah sudah mengumumkan paket kebijakan ekonomi. Pasar bertanya, apakah itu sudah cukup berhasil, ataukah masih ada yang perlu dipertimbangkan,” katanya saat dihubungi terpisah, Kamis (9/3/2017).

Menurutnya, right issue idealnya digelar ketika permintaan pasar terhadap saham emiten tertentu sangat tinggi sehingga emiten perlu menerbitkan saham baru, bila perlu dengan terlebih dahulu melakukan stock split.

Namun, yang terjadi saat ini, permintaan pasar terhadap saham baru emiten-emiten belum begitu tinggi. Gelaran right issue dilakukan semata karena kebutuhan perusahaan untuk menambah modal ekspansi bisnis.

“Jadi, right issue saat ini bukanlah kebutuhan pasar, melainkan keinginan dari emiten sehingga belum begitu menguntungkan bagi emiten,” katanya.

Meski begitu, di tengah kondisi ekonomi yang masih relatif sulit, emiten mau tidak mau harus melakukan right issue guna mendukung pertumbuhan bisnis. 

Meski secara jangka pendek, atau sepanjang tahun ini, strategi right issue bukan lah pilihan ideal bagi emiten, tetapi untuk jangka menengah dan panjang, opsi tersebut adalah pilihan yang baik mengingat Indonesia adalah negara berkembang yang masih memiliki peluang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper