Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fundamental Cemerlang, Harga Seng Diprediksi Terus Melaju

Membaiknya faktor fundamental membuat seng menjadi logam terbaik dengan kenaikan harga sekitar 44% sepanjang tahun berjalan. Tren positif ini diperkirakan berlanjut hingga 2017.
Seng/Bloomberg
Seng/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA--Membaiknya faktor fundamental membuat seng menjadi logam terbaik dengan kenaikan harga sekitar 44% sepanjang tahun berjalan. Tren positif ini diperkirakan berlanjut hingga 2017.

Pada penutupan perdagangan Selasa (27/9/2016) waktu setempat, harga seng di London Metal Exchange (LME) naik 31 poin atau 1,35% menjadi US$2.320 per ton. Angka tersebut menunjukkan seng menguat 44,19% sepanjang tahun berjalan.

Sebelumnya, seng sempat mencapai titik terendah di level US$1.468 per ton di awal Januari seiring anjloknya bursa China. Hal tersebut menunjukkan proyeksi melemahnya permintaan dari Negeri Panda.

Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, menuturkan pengetatan pasokan bijih seng menjadi sentimen positif terhadap harga. Di sisi lain, ekonomi China yang mulai rebound meningkatkan prospek tumbuhnya permintaan.

Seng digunakan dalam proses pembuatan baja untuk pengembangan infrastruktur di China. Negeri Panda pun menyerap sepertiga suplai bijih besi global dan memasok 50% suplai baja di pasar global.

Mengutip data Goldman Sachs Group Inc., seng menjadi logam andalan dalam pembentukan infrastruktur China. Secara keseluruhan, pasokan seng pada tahun ini turun 3,2%, sedangkan konsumsi naik 1,9%.

Hal tersebut memicu defisit dalam pasar global pada 2016 sebanyak 114.000 ton dan 360.000 ton pada 2017. Kebutuhan dan cadangan yang tidak seimbang menjadi katalis positif bagi harga emas.

Menurut Deddy, tren bullish seng tetap bertahan hingga tahun depan. Namun, tetap masih ada faktor-faktor yang perlu diwaspadai, seperti fundamental suplai dan permintaan, ekspektasi inflasi, serta pertumbuhan ekonomi global.

Terkait menguatnya probabilitas Federal Reserve mengerek suku bunga pada Desember 2016, sehingga menguatkan dolar, hal itu diyakini tidak akan terlalu berpengaruh bagi seng. Pasalnya, fundamental komoditas logam tersebut masih kokoh.

Hingga akhir 2016, Deddy memprediksi harga seng akan bergerak pada rentang US$2.415--US$2.515 per ton. "Namun, jika harga menyentuh US$2.537 per ton, ada baiknya investor berhati-hati karena rawan koreksi," tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (28/9/2016). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper