Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Rendah, Bappebti Patok Target Konservatif

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan membidik volume transaksi multilateral pada 2016 meningkat sekitar 15% dari tahun sebelumnya.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan membidik volume transaksi multilateral pada 2016 meningkat sekitar 15% dari tahun sebelumnya. Target ini terbilang konservarif karena menyesuaikan dengan harga komoditas yang cenderung berada di posisi rendah.

Kepala Bappebti Sutriono Edi mengatakan, untuk memperkuat perdagangan berjangka komoditi atau PBK, lembaganya fokus dalam tiga poin utama, yakni peningkatan transaksi multilateral, integrasi industri PBK, dan iklim usaha yang kondusif.

Selama 2015, transaksi PBK mencapai 6.590.530 lot atau meningkat 7,11% dari tahun sebelumnya sebanyak 6.153.009 lot. Volume transaksi multilateral 2015 juga naik 15,47% dari periode sebelumnya sebesar 1.109.175 lot menjadi 1.280.801 lot.

Kontrak multilateral yang mendominasi perdagangan ialah CPO (CPOTR) 439.635 lot, kopi robusta (RCF) 233.712 lot, dan emas 250 gram (GOL 250) 129.023 lot. Meskipun mendominasi, secara tahunan (year-on-year/ YoY), transaksi CPO menurun 27%, sedangkan kopi dan emas 250 gram masing-masing bertumbuh 64% serta 271%

Adapun pertumbuhan share transaksi multilateral terhadap transaksi bilateral atau sistem perdagangan alternatif (SPA) dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Periode 2014 hingga 2015 terjadi penambahan share transaksi sebesar 7,76%.

Menurut Edi, investasi di perdagangan berjangka masih cukup menarik dan dapat didorong untuk berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian nasional. Oleh karena itu, dia berharap pada semester I/2016 sejumlah kontrak baru berbasiskan komoditas primer unggulan ekspor seperti teh, rumput laut, kopra, dan karet dapat diperdagangkan di bursa berjangka.

"Kami tetap optimis tahun ini, walaupun pencapaian hampir sama seperti pertumbuhan tahun lalu sekitar 15%. Karena masing-masing bursa mengembangkan komoditas baru dan menggencarkan promosi," tuturnya di Jakarta, Rabu (20/1/2016).

Walaupun terlihat mengusung pertumbuhan yang konservatif, target Bappebti cukup realistis mengingat harga komoditas sedang anjlok.

Dalam rangka meningkatkan integritas industri PBK, lembaga berencana menerbitkan penyempurnaan peraturan tentang Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka, Pedoman Penyusunan dan Tata Cara Perdagangan SPA, serta pengaturan tenaga marketing.

Adanya momen Masyarakat Ekonomi Asean juga memicu Bappebti mengeluarkan beleid baru perihal kompetensi standar untuk Wakil Pialang Berjangka atau WPB. Tujuannya, agar WPB lokal dan mancanegara memiliki standarisasi dasar kompetensi yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper