Terkuat Se-Asia, Akhirnya Rupiah Tinggalkan Level Rp14.500/US$

Bisnis.com, JAKARTA— Kurs rupiah akhirnya meninggalkan level psikologis Rp14.500/US$ dan menguat tertinggi di kawasan Asia setelah ditutup terapresiasi 1,81% ke level Rp14.241/US$.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan di pasar spot, Selasa (6/10/2015), kurs rupiah kembali perkasa dengan penguatan 262 poin dan menjadi apresiasi terbesar sejak Mei 2012 silam.

Rupiah berhasil menguat 1,81% ke level Rp14.241/US$ dari penutupan sehari sebelumnya Rp14.503/US$.

Sepanjang hari ini, kurs rupiah bergerak pada level terkuat Rp14.175/US$ dan terlemah Rp14.482/US$. Penutupan kurs rupiah menjadi lonjakan tertinggi yang terjadi di kawasan regional Asia.

Dalam beberapa pekan terakhir, kurs rupiah mulai merangkak positif. Namun, pelemahan rupiah memang telah terjadi sejak beberapa waktu terakhir seiring dengan menguatnya mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia.

Padahal, Bank Indonesia berupaya untuk mengintervensi pasar dengan mengucurkan cadangan devisa (Cadev) agar rupiah tidak terus memburuk.

Bank Indonesia bahkan tercatat telah menguras cadangan devisa hingga US$4,55 miliar setara dengan Rp65,97 Triliun. Per 20 September 2015, Cadev yang dicatat BI tersisa US$103 miliar dari akhir Juli 2015 sebesar US$107,55 miliar.

Pada saat yang sama, kurs tengah Bank Indonesia ditetapkan pada level Rp14.382/US$, Kurs tengah tersebut menguat 222 poin dari kurs tengah kemarin, atau terapresiasi 1,52% dari kurs kemarin. Begitu pula dengan kurs referensi Jakarta Interbank spot dollar rate (Jisdor) pada level yang sama.

Adapun, kurs jual yang ditetapkan BI pada hari yang sama berada  pada level Rp14.454/US$ dan kurs beli Rp14.310/US$.

Berikut kurs rupiah di pasar spot:

Sumber Bloomberg, diolah.

Berikut kurs Jisdor Bank Indonesia:

Sumber Bank Indonesia, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel