Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR RUPIAH: Jangan Nakutin-nakutin Bakal Krisis (Menko Sofyan) | Tapi Dolar AS Juga Melemah, Pak

NILAI TUKAR RUPIAH: Jangan Nakutin-nakutin Bakal Krisis (Menko Sofyan) | Tapi Dolar AS Juga Melemah, Pak
Menko Perekonomian Sofyan Djalil bersiap memberikan keterangan usai memimpin rapat koordinasi (Rakor) di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa (16/12/2015). Menko Sofyan memberikan komentar tentang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang diyakini karena faktor eksternal. Rupiah hari ini, Kamis (26/2/2015), dibuka melemah di level Rp12.868/US$/Antara
Menko Perekonomian Sofyan Djalil bersiap memberikan keterangan usai memimpin rapat koordinasi (Rakor) di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa (16/12/2015). Menko Sofyan memberikan komentar tentang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang diyakini karena faktor eksternal. Rupiah hari ini, Kamis (26/2/2015), dibuka melemah di level Rp12.868/US$/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah. Hari ini, Kamis (26/2/2015), perdangan rupiah dibuka melemah ke level Rp12.868/US$. Pelemahan rupiah justru terjadi ketika dolar AS juga melemah setelah pidato dari Gubernur Federal Reserve.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Sofyan Djalil menegaskan pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir disebabkan  faktor eksternal.

Sofyan Djalil setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Kepresidenan Jakarta, Rabu malam (25/2/2015), mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah diketahui penyebabnya adalah faktor eksternal.

"Kita tahu penyebabnya adalah faktor eksternal yang dialami oleh berbagai mata uang," katanya.

Oleh karena itu, ia mengatakan, pemerintah tidak menentukan target karena hal itu merupakan bagian dari dinamika pasar uang dunia.

Menurut Sofyan, itu terjadi sebagai bentuk antisipasi terhadap kenaikan suku bunga The Fed di Amerika Serikat serta karena berbagai sebab lain.

"Jadi hal yang harus kita perbaiki adalah di lingkup domestik, BI juga berpandangan seperti itu," katanya.

Dia berpendapat dengan kondisi seperti itu maka BI tidak akan melakukan intervensi signfikan. "Untuk apa (pelemahan) mata uang yang bersifat eksternal kalau misalnya kita gunakan devisa untuk mempertahankannya."

Menurut dia, BI tidak perlu merasa khawatir apalagi menakut-nakuti masyarakat soal potensi terjadinya krisis.

Sofyan juga menilai pentingnya menggenjot kinerja ekspor sebagai salah satu upaya untuk menyelesaikan persoalan itu.

Suara Menko Sofyan Djalil persis sama dengan apa yang dia sampaikan pada Desember tahun lalu. Ketika itu, Menko Sofyan juga menilai anjloknya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir, diyakini karena faktor eksternal, yang juga dialami oleh hampir semua mata uang negara lainnya.

"Ini kan tren global ya, bukan hanya di Indonesia. Kan semua mata uang mengalami tekanan yang luar biasa," ujar Sofyan di Kantor Menko, Selasa (16/12/2014).

Dia menjelaskan membaiknya perekonomian Amerika Serikat disertai menguatnya mata uang negara tersebut dan juga antisipasi kebijakan bank sentral AS The Fed, berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.

Bahkan, lanjut Sofyan, apabila dibandingkan dengan negara lain, depresiasi rupiah relatif lebih baik karena tidak mengalami tekanan yang begitu dalam.

"Rupiah is not bad, not the worst . Sampai hari ini depresiasi rupiah sepanjang tahun hanya 4%," kata Sofyan.

DOLAR AS JUSTRU MELEMAH

Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah komentar ‘dovish’ Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Janet Yellen tentang penaikan suku bunga pada kesaksian hari keduanya di Komite Jasa Keuangan.

Yellen menekankan pada Rabu bahwa bahkan jika saatnya tiba untuk mulai menaikkan suku bunga, "Kami akan terus memberikan banyak dukungan bagi perekonomian dan memastikan bahwa kami akan terus melihat pasar pekerjaan baik yang terus membaik dari waktu ke waktu," lapor Xinhua.

Pada Selasa, Yellen mengatakan kepada Komite Perbankan Senat pada kesaksian hari pertamanya bahwa bank sentral akan tetap sabar dalam kenaikan suku bunga, yang berarti kenaikan tidak mungkin pada setidaknya beberapa pertemuan kebijakan Fed berikutnya.

Greenback berada di bawah tekanan untuk hari kedua setelah pernyataan Yellen itu. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,29 persen menjadi 94,223 pada akhir perdagangan.

Di sisi ekonomi AS, penjualan rumah keluarga tunggal baru pada Januari, berada pada laju tahunan 481.000 lebih baik dari yang diharapkan, berhasil mempertahankan kenaikan besar Desember, menurut perkiraan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan pada Rabu.

Permohonan kredit pemilikan rumah (hipotek) naik lima persen disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 20 Februari dari minggu sebelumnya, Mortgage Bankers Association melaporkan pada Rabu pagi.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,1356 dolar dari 1,1338 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5526 dolar dari 1,5455 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7889 dolar dari 0,7826 dolar.

Dolar AS dibeli 118,86 yen Jepang, lebih rendah dari 118,93 yen pada sesi sebelumnya. Greenback turun tipis ke 0,9475 franc Swiss dari 0,9501 franc Swiss, dan menurun menjadi 1,2429 dolar Kanada dari 1,2508 dolar Kanada. (Antara/Bisnis.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Antara/Bisnis.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper