Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Menguat, tapi Jatim Sulit Suprlus. Ini Penyebabnya

Jawa Timur diproyeksi sulit menorehkan surplus neraca perdagangan, meskipun kinerja ekspor provinsi tersebut menguat signifikan pada tahun lalu dibandingkan periode sebelumnya.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA—Jawa Timur diproyeksi sulit menorehkan surplus neraca perdagangan, meskipun kinerja ekspor provinsi tersebut menguat signifikan pada tahun lalu dibanding periode sebelumnya.

Sepanjang Januari-November 2014, nilai ekspor Jatim mencapai US$17,20 miliar, meroket 22,8% dari periode yang sama 2013. Pencapaian kumulatif itu terdiri dari ekspor migas senilai US$705,9 juta (naik 81%) dan nonmigas US$16,50 miliar (naik 21,2%).

Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim Isdarmawan Asrikan memprediksi hingga Desember 2014, torehan nilai ekspor provinsi beribu kota Surabaya itu hanya akan mencapai US$18 miliar.

“Proyeksi sampai akhir 2014 kira-kira US$18 miliar. Dibandingkan dengan kinerja ekspor 2013 yang hanya US$15 miliar, berarti ada kenaikan signifikan. Namun, masalahnya impornya ini tetap lebih besar. Jadi sama saja,” ujarnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.

Impor Jatim selama Januari-November 2014 mencapai US$22,67 miliar atau turun 0,79% dibandingkan 2013. Akumulasi impor migas menyentuh US$6,10 miliar (turun 0,12%) dan nonmigas US$16,52 miliar (turun 1,04%).

Dia menjelaskan profil ekspor Jatim didominasi 90% oleh penjualan barang-barang industri. Sayangnya, 80% bahan baku dari produk industri Jatim masih didatangkan dari luar negeri, khususnya untuk industri-industri padat karya.

Produk unggulan ekspor selama Januari-November a.l. perhiasan US$2,64 miliar, CPO US$1,53 miliar, ikan dan udang US$874 juta, furnitur US$987 juta, bahan kimia organik US$1,31 miliar, kertas dan karton US$866 juta, tembaga US$831 juta, dan alas kaki US$529 juta.

 Masa Sulit

Pada 2015, kinerja ekspor dari produk-produk unggulan juga diprediksi bakal bertumpu pada sektor-sektor industri padat modal. Pasalnya, kata Isdarmawan, tahun ini pengusaha Jatim berbasis industri padat karya bakal dirongrong masa sulit.

“Setelah UMK Jatim ditetapkan antara Rp1,2 juta—Rp2,7 juta, pengusaha sepertinya akan banyak mengurangi tenaga kerja. Akhirnya [ekspor] dari sektor padat karya seperti furnitur, alas kaki, akan sulit naik. Untuk bisa mempertahankan kinerja ekspor saja cukup berat.”

Namun, menurutnya, potensi ekspor dari industri padat modal Jatim yang mengandalkan produksi berbasis mesin—seperti CPO, kimia organik, dan perhiasan—kemungkinan besar bakal terus bertumbuh pada 2015.

“Saya rasa, sektor-sektor seperti perhiasan, perikanan, bahan kimia organik masih cukup bagus, dan [ekspornya] bisa naik tahun ini. Program penghiliran dari pemerintah, juga mudah-mudahan bisa meningkatkan ekspor tembaga dari Jawa Timur,” kata Isdarmawan.

Dari sisi importir, Ketua Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI) Jatim Bambang Sukadi menjelaskan impor barang konsumsi tahun ini kemungkinan akan melemah jika tekanan dolar AS terhadap rupiah belum ternetralisir.

“Namun, impor barang modal kemungkinan besar naiknya akan lebih cepat, bersamaan dengan program pembangunan infrastruktur dari pemerintah. Tahun ini, banyak investor asing yang sudah melirik pembangunan pabrik di Jatim yang butuh banyak impor.”

Sementara itu, dari sisi pelaku usaha, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Johan Suryadharma berpendapat ekspor dari sektor andalan seperti udang dan ikan sedang mengalami tren penurunan volume.

“Ekspor udang dan ikan Jatim sampai Deesember 2014 masih bisa tumbuh 25%, tapi tahun ini kita harus lihat lagi karena sekarang trennya sedang turun secara volume. Ikan dan udang turun 68%, tapi untuk fillet pertumbuhannya masih cukup besar,” jelasnya.

Selain itu, permintaan dari Eropa juga tengah menurun karena produk perikanan dari Indonesia lebih mahal US$2 dibandingkan dengan India. Adapun, permintaan dari AS diharapkan masih dapat naik tahun ini.

“Untuk 2015, kami berharap [ekspor produk perikanan] bisa naik 25% juga. Namun, saya pesimistis, karena kita terkena dampak pembengkakan bermacam-macam biaya dan kalah kompetitif dibandingkan dengan negara pesaing.” (Bisnis.com)

 Kinerja Perdagangan Jawa Timur (miliar US$)*:

-----------------------------------------------------------------

Indikator:       Ekspor:          Impor:            Neraca:

-----------------------------------------------------------------

Migas              0,70                 6,10                 -5,4                             

Nonmigas        16,50               16,52               -0,02

Total               17,20               22,62               -5,42

-----------------------------------------------------------------

*) Ket: Periode Januari-November 2014

Sumber: BPS Jatim, 2015

Produk Ekspor Terbesar Jatim (miliar US$)*:

---------------------------------------------------------------------

Produk:                      Nilai:               Pertumbuhan (%):

---------------------------------------------------------------------

Perhiasan/permata       2,64                 142,08

CPO                            1,53                 23,01

Ikan dan udang           0,87                 20,52  

Furnitur                       0,98                 16,47

Kimia organik             1,31                 44,09

Kertas/karton              0,86                 -3,74

Tembaga                      0,83                 38,62

Alas kaki                     0,52                 6,78

Daging/ikan olahan     0,54                 12,64

Perabot rmh. tgg.        0,51                 4,09

---------------------------------------------------------------------

*) Ket: Periode Januari-November 2014

Sumber: BPS Jatim, 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper