Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Rencana Ekspansi Agresif Emiten Baru dari CDIA hingga COIN

Sederet emiten baru merancang strategi ekspansi usaha yang agresif usai mendulang dana segar dari aksi IPO.
Dionisio Damara Tonce, Fahmi Ahmad Burhan
Kamis, 10 Juli 2025 | 08:24
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (9/5/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (9/5/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten baru merancang strategi ekspansi usaha yang agresif usai mendulang dana segar dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). 

Pada Rabu (9/7/2024), PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) resmi melantai sebagai emiten ke-17 dan ke-18 pada tahun ini. 

CDIA merupakan emiten baru yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu dan berada di bawah naungan Grup Barito Pacific. Dalam IPO, CDIA meraup dana segar Rp2,37 triliun.

Fransiskus Ruly Aryawan, Presiden Direktur Chandra Daya Investasi, menyampaikan pencatatan saham perdana hari ini menjadi momen penting bagi CDI Group dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Menurutnya, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berada dalam fase pertumbuhan industri yang sangat dinamis dan menuntut dukungan infrastruktur yang andal dan efisien.

Kebutuhan akan layanan logistik, kepelabuhanan dan penyimpanan, jaringan energi, serta pengelolaan air menjadi potensi yang besar dalam pengembangan perseroan. 

"CDI Group melihat peluang strategis untuk terus memperluas layanan dan memperkuat peran kami sebagai penyedia solusi infrastruktur yang relevan dan terintegrasi,” jelas Ruly, Rabu (9/7/2025).

Melalui dana yang dihimpun dari IPO ini, lanjutnya, CDIA akan memperkuat kapabilitas anak usaha, mempercepat proyek-proyek strategis dan memberikan layanan infrastruktur yang berdampak positif bagi pertumbuhan industri.

CDIA memiliki portofolio yang terdiversifikasi di sektor energi, air, kepelabuhan danpenyimpanan, serta logistik. Dana yang dihimpun melalui IPO akan dimanfaatkan untukmemperkuat kapabilitas inti CDIA, khususnya di sektor logistik serta kepelabuhanan dan penyimpanan.

Sekitar Rp871,76 miliar akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi di sektor logistik, melalui penyertaan modal kepada entitas anak usaha yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian kapal serta pembiayaan operasional.

Sementara itu, dana sekitar Rp1,48 triliun akan digunakan untuk pengembangan sektor kepelabuhanan dan penyimpanan. Investasi ini mencakup pembangunan fasilitas tangki penyimpanan, jaringan pipa ethylene serta sarana pendukung lainnya di kawasan industri strategis.

Sederet Rencana Ekspansi Agresif Emiten Baru dari CDIA hingga COIN

Senada, ekspansi juga dirancang Indokripto Koin Semesta sebagai induk perusahaan Bursa Kripto pertama yang melantai di BEI dengan meraup dana Rp220,58 miliar dari IPO. COIN merupakan induk usaha Bursa Berjangka dan Bursa Aset Kripto PT Central Finansial X (CFX) dan jasa Kustodian Aset Kripto PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).

Direktur Utama Indokripto Koin Semesta Ade Wahyu mengatakan IPO menjadi momentum awal yang baik bagi perjalanan COIN ke depan dalam mendorong terciptanya ekosistem aset kripto yang transparan, teregulasi, dan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

Ade menjelaskan dengan memutuskan menjadi perusahaan terbuka, COIN semakin memperkuat ekosistem aset kripto yang terintegrasi, lebih teregulasi, dan pencatatannya dapat diawasi oleh publik sehingga akuntabilitas menjadi lebih baik terhadap industri aset kripto di Indonesia.

Direktur Marketing dan Business Development Adri Martowardojo menjelaskan bahwa COIN berupaya mendukung CFX untuk dapat terus tumbuh menjadi Bursa yang terpercaya.

"Ke depannya yang kami dorong melalui perusahaan anak bisa menghadirkan inovasi usecase dari asset class kripto, di mana salah satunya adalah stablecoin dan tokenisasi," ujar Adri.

Menurut Adri, fokus spesifik kepada stablecoin dijalankan di mana penggunaannya sangat luas di antaranya bisa digunakan remitansi dan perdagangan umum.

"Semoga ke depannya bisa mengikuti jejak sukses QRIS di Asia Tenggara," kata anak mantan Gubernur BI dan Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo itu.

Rencana Ekspansi ASPR dan PSAT 

Emiten baru kemasan plastik PT Asia Pramulia Tbk. (ASPR) dan perusahaan pelayaran PT Pancaran Samudera Transport Tbk. (PSAT) tak ketinggalan dalam merancang aksi ekspansi pasca-IPO.

ASPR membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing hingga 40% dan 50% selepas resmi melantai di BEI dan menghimpun dana segar Rp100,68 miliar. 

Direktur Utama Asia Pramulia Ricky Winoto menerangkan ASPR akan menambah kapasitas produksi, menggenjot penjualan, dan efisiensi untuk mengejar target tersebut.

Untuk menambah kapasitas produksi, ASPR mengalokasikan 50% dana hasil IPO sebagai investasi perseroan.

Selanjutnya, ASPR melakukan peralihan penggunaan kemasan plastik material air minum dalam kemasan (AMDK) dari berbahan polycarbonate ke polyethylene terephthalate (PET).

Saat ini, ASPR memiliki kapasitas produksi sebanyak 160.000 galon setiap bulannya. Dengan rencana ekspansi tersebut, ASPR menargetkan penambahan kapasitas produksi sebesar 10.000 per hari sehingga setiap bulannya, perseroan bakal memproduksi 460.000 galon.

Selain itu, ASPR berencana melebarkan segmen produksi perseroan tidak hanya pada segmen AMDK, tetapi juga ke segmen kosmetik, personal care, hingga segmen kemasan minyak goreng.

“Jadi dengan adanya IPO ini kesempatan buat kami memperoleh tenaga. Dari dana tersebut kami akan memperbaiki lini kerja, kami akan menambah kapasitas kami, sehingga nanti ke depannya ketika kondisi ekonomi sudah baik, kita sudah siap,” tambahnya.

Adapun, Pancaran Samudera Transport menargetkan pertumbuhan pendapatan 10% hingga 15% usai IPO. Menurut Direktur Utama PSAT Susanto, perseroan saat ini perseroan masih berfokus untuk mengangkut komoditas, seperti batu bara

Ke depan, Susanto menilai terdapat sejumlah peluang untuk memperluas pasar perseroan dari angkutan komoditas lain yang bisa dimanfaatkan perseroan.

“Komoditas seperti pasir silika, kayu log, hingga bauksit itu menjadi peluang bagi kami ke depan,” ucapnya.

Dari aksi go public, PSAT menghimpun dana segar Rp200 miliar. Sekitar Rp175 miliar akan digunakan PSAT untuk melakukan penyetoran modal kepada PT Pancaran Karya Shipping (PKS) untuk pembelian dua unit kapal bulk carrier. Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan yang berupa bahan bakar kapal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper