Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (8/7/2025) waktu setempat, di tengah sentimen pasar yang diliputi ketidakpastian terkait arah kebijakan dagang AS pasca ancaman tarif baru dari Presiden Donald Trump.
Melansir Reuters pada Rabu (9/7/2025) indeks S&P 500 ditutup turun 4,50 poin atau 0,07% ke level 6.225,48. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite menguat tipis 3,16 poin atau 0,02% ke 20.415,67. Adapun indeks Dow Jones Industrial Average melemah 166,80 poin atau 0,38% ke posisi 44.239,56.
Setelah mengalami tekanan tajam pada awal pekan ini akibat pernyataan Trump soal rencana pengenaan tarif luas terhadap produk dari mitra dagang utama seperti Jepang, Korea Selatan, serta sejumlah negara lainnya mulai Agustus, pergerakan indeks saham AS pada Selasa cenderung lebih tenang.
Sepanjang sesi, indeks utama seperti S&P 500 dan Nasdaq bergerak fluktuatif di zona merah dan hijau, mencerminkan sikap wait and see investor terhadap perkembangan terbaru dari kebijakan tarif AS.
Trump kembali memperluas eskalasi perang dagang global dengan mengumumkan tarif sebesar 50% atas impor tembaga. Ia juga menyatakan bahwa tarif atas produk semikonduktor dan farmasi akan segera menyusul, setelah sebelumnya lama diwacanakan.
Meski Trump menyebut negosiasi dagang dengan Uni Eropa dan China berjalan cukup baik, dia menegaskan bahwa surat resmi pemberitahuan tarif untuk Uni Eropa kemungkinan akan dikirim dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga
Carol Schleif, Kepala Strategi Pasar di BMO Private Wealth, Minneapolis menuturkan, pasar seperti sedang menahan napas, menunggu kejelasan lebih lanjut terkait kabar tarif.
"Fakta bahwa indeks masih bertahan dekat level tertinggi sepanjang masa menunjukkan investor masih memberi toleransi terhadap berita-berita yang beredar," imbuhnya.
Di tengah sikap hati-hati pelaku pasar, sebagian investor merasa lega setelah Kongres AS pekan lalu menyetujui rencana anggaran pemerintah yang mencakup sejumlah insentif pajak pro-bisnis. Di sisi lain, musim laporan keuangan kuartal II/2025 yang akan dimulai pertengahan Juli menjadi fokus perhatian selanjutnya.
Sentimen pasar saat ini tampak lebih tenang dibandingkan gejolak besar pada awal April lalu ketika Trump mengumumkan tarif “Hari Pembebasan” (Liberation Day) pada 2 April, yang kala itu membuat Nasdaq terjerembap ke wilayah bear market, sementara S&P 500 dan Dow Jones masuk ke fase koreksi.
Namun sejak saat itu, Wall Street berhasil bangkit. Indeks Nasdaq dan S&P 500 bahkan mencetak rekor tertinggi baru pada pekan lalu, ditopang oleh laporan pasar tenaga kerja yang solid dan meredanya kekhawatiran akan ancaman resesi.