Bisnis.com, Jakarta — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menyiapkan anggaran investasi sebesar Rp7 triliun atau sekitar US$500 juta untuk tahun 2025 yang akan difokuskan pada pengembangan proyek-proyek strategis.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Arianto Sabtonugroho Rudjito mengatakan bahwa proyek strategis yang dibidik salah satunya pembangunan pabrik pencetakan emas di Gresik, Jawa Timur.
Selain itu, perseroan akan fokus pada penyelesaian proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah yang berlokasi di Kalimantan Barat.
Arianto menambahkan bahwa saat ini perseroan tidak memiliki utang bank. Untuk itu, Antam tengah menjajaki opsi pendanaan dari perbankan guna mendukung realisasi investasi tersebut yang ditargetkan selesai dalam waktu dekat.
“Antam saat ini tidak memiliki utang bank dalam neracanya, sehingga posisi keuangan kami sangat kuat untuk menopang pertumbuhan ke depan,” ujarnya dalam paparan publik yang dihelat di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Dalam perkembangan lain, Antam bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL) resmi mendirikan joint venture (JV) baru dengan nama PT Nickel Cobalt Halmahera.
HKCBL merupakan anak usaha Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) atau cucu usaha dari Contemporary Amperex Technology Co. (CATL)
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendirian entitas ini dilakukan berdasarkan Joint Venture Agreement (JVA) yang ditandatangani pada 22 Desember 2023 dan disahkan melalui akta notaris pada 10 Juni 2025.
PT Nickel Cobalt Halmahera (HPAL JVCO) tercatat memiliki modal dasar senilai Rp10 miliar, dengan setoran awal dari ANTM mencapai Rp3 miliar atau setara 30% kepemilikan saham. Adapun, sisanya dikuasai oleh HKCBL sebesar 70%.
Entitas baru tersebut akan mengembangkan dan mengoperasikan fasilitas High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Halmahera untuk memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
Pendirian HPAL JVCO merupakan bagian dari pengembangan proyek Electric Vehicle (EV) Battery yang digagas melalui kerja sama antara Antam, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CBL. Proyek tersebut mencakup enam subproyek terintegrasi, mulai dari pertambangan, pengolahan nikel, produksi baterai, hingga daur ulang.
“Keikutsertaan perseroan dalam proyek baterai EV sangat esensial untuk pertumbuhan jangka panjang,” ungkap manajemen Antam.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.