Bisnis.com, JAKARTA — PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) membukukan pelemahan kinerja di sepanjang kuartal I/2025 sembari merampungkan divestasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) miliknya.
Berdasarkan Laporan Keuangan per 31 Maret 2025, tercatat pendapatan TOBA terkoreksi 42,47% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$71,51 juta. Realisasi itu dibawah pencapaian pada kuartal I/2024 yang senilai US$124,32 juta. Penurunan pendapatan ini disebut karena perubahan komposisi bisnis perseroan dan dampak divestasi PLTU pada kuartal I/2025.
Selanjutnya beban pokok pendapatan ikut berkurang sebesar 38,28% yoy menjadi US$64,44 juta dari sebelumnya US$104,42 juta.
Adapun perseroan mengalami kerugian tahun berjalan sebesar US$58,91 juta pada kuartal I/2025, kontras dari posisi laba periode berjalan pada kuartal I/2024.
TOBA pun mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih US$60,05 juta, berbalik dari posisi sebelumnya laba bersih US$11,52 juta.
Dari sisi aset, perseroan membukukan kenaikan total aset 17,32% sejak awal tahun (year-to-date/ytd) menjadi US$1,04 miliar. Sedangkan ekuitas turun 17,65% ytd menjadi US$359,56 miliar dan liabilitas naik 50,73% ytd menjadi US$688,98 miliar.
Direktur TBS Juli Oktarina menjelaskan realisasi kinerja perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini merupakan dampak yang bersifat sementara dan tidak berulang. Kinerja ini disebut tidak berkaitan langsung dengan operasional maupun total arus kas usaha Perseroan yang tetap menunjukkan tren positif.
“Angka keuangan kuartal ini perlu dilihat dalam konteks transformasi jangka panjang yang sedang kami jalankan. Secara fundamental, kami terus menghasilkan arus kas yang sehat, dan tetap fokus menciptakan nilai tambah dari lini bisnis berkelanjutan kami,” ujar Juli dalam siaran pers, Rabu (28/5/2025).
Adapun, pada kuartal I/2025 ini TOBA mencatat EBITDA disesuaikan US$15,8 juta. Adapun, segmen pengolahan limbah menyumbang ke EBITDA sebesar US$2,6 juta.
Juli mengatakan angka tersebut belum mencerminkan kontribusi penuh dari Sembcorp Environment yang akuisisinya rampung pada akhir Maret 2025. Dia pun memastikan capaian tersebut mengindikasikan potensi pertumbuhan yang menjanjikan dari lini bisnis hijau milik perseroan.
Dari sisi keberlanjutan, divestasi aset PLTU di Minahasa Utara berkapasitas 100 MW juga membantu perseroan mengurangi emisi karbon lebih dari 45% atau sekitar 777 ribu ton CO2e per tahun.
Saat ini, TOBA juga sudah merampungkan divestasi aset PLTU di Gorontalo. Divestasi kedua aset PLTU ini akan menyumbang pengurangan emisi karbon TBS secara total sebesar 80% atau sekitar 1,3 juta ton CO2e per tahun.
“TBS terus melanjutkan agenda transformasi dengan disiplin dan optimisme. Kami melihat kuartal ini sebagai bagian penting dari perjalanan TBS membangun model bisnis yang lebih berkelanjutan,” tutup Juli.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.