Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali naik setelah jatuh lebih dari 3% pada sesi sebelumnya seiring dengan pelemahan dolar AS dan perburuan harga murah. Pasar juga mencermati setiap kabar tentang hubungan perdagangan AS-China.
Melansir Reuters pada Jumat (25/4/2025), harga emas di pasar spot naik 1,4% menjadi US$3.333,90 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 1,7% menjadi US$3.348,60 per ons.
Emas batangan mencapai rekor tertinggi US$3.500,05 pada Selasa (22/4/2025) karena kekhawatiran tentang ekonomi AS. Namun, harga turun keesokan harinya setelah Presiden AS Donald Trump menarik kembali ancamannya untuk memecat kepala Federal Reserve dan tampaknya melunakkan pendiriannya terhadap China.
"Saat ini, seluruh pasar adalah satu cerita, tarif. Ketika China marah, dolar turun dan emas naik," kata Tai Wong, pedagang logam independen.
Dia menambahkan kenaikan harga emas ke US$3.500 sedikit berlebihan dan perlu sedikit penurunan untuk mencernanya.
Sementara itu, saham bergerak dan rebound dolar AS kehilangan daya tarik karena investor mencoba memahami perubahan arah Trump. Dolar yang lebih lemah dan sentimen risk-off cenderung membuat emas batangan yang aman lebih menarik bagi investor.
Baca Juga
Adapun, China menyerukan agar semua tarif unilateral AS dibatalkan dan mengklarifikasi bahwa pihaknya belum mengadakan pembicaraan dagang dengan Washington meskipun pemerintah AS berulang kali berkomentar bahwa telah ada keterlibatan.
Sementara itu, data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran meningkat sedikit minggu lalu, yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap tangguh meskipun ekonomi sedang suram akibat tarif atas barang impor.