Bisnis.com, JAKARTA - Investor perlu menjaga ketahanan portofolio dan jeli melihat peluang terkait dengan sentimen tarif Amerika Serikat yang memicu gelombang volatilitas di pasar global.
Deputy Head of Multi-Asset Solutions, Asia, and Senior Portfolio Manager Manulife Investment Management, Marc Franklin, mengatakan kondisi tersebut mendorong peninjauan kembali pendekatan investasi strategis karena AS bergerak menuju siklus reindustrialisasi.
“Investor harus mempertimbangkan untuk menyelaraskan investasi lebih banyak kepada manufaktur dan jasa domestik AS yang berpotensi diuntungkan dari reindustrialisasi,” kata Marc dalam ulasannya, dikutip Selasa (15/4/2025).
Dia menuturkan apabila China merespons dengan mempercepat stimulus ekonomi domestik, sektor konsumen akan memperoleh manfaat dari pengeseran apa pun yang dilakukan Negeri Tirai Bambu itu terhadap konsumsi domestik.
Menurutnya, volatilitas pasar ternyata juga menantang bagi ekonomi Asean yang bergantung pada ekspor. Negara-negara seperti Vietnam dan Thailand perlu menyesuaikan model ekonomi dengan ditutupnya celah transshipment.
Sebaliknya, ekonomi India yang lebih digerakkan oleh pasar domestik menawarkan ketahanan relatif terhadap guncangan eksternal.
Baca Juga
Investor, lanjutnya, harus mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi ke negara-negara dengan permintaan domestik yang kuat untuk memitigasi risiko geopolitik dan meningkatkan ketahanan portofolio.
Selain itu, volatilitas pasar juga telah menyebabkan reset valuasi di beberapa aset, termasuk saham teknologi berkapitalisasi besar di AS dan spread kredit, terutama kelas investasi dan pasar negara maju dengan imbal hasil tinggi.
Marc menyarankan investor perlu mempertahankan pendekatan investasi yang fleksibel agar dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan valuasi pasar dan menangkap peluang yang muncul di seluruh kelas aset. Adapun, kebijakan yang bias di dalam negeri AS juga berpotensi menarik modal asing keluar dari Negeri Paman Sam.
Meskipun investor ritel domestik terus membeli ekuitas AS, pasar tenaga kerja harus mampu bertahan menghadapi tren ini. Jika valuasi ekuitas AS kembali ke rata-rata jangka panjang, peluang investasi yang signifikan dapat muncul bagi investor domestik maupun asing.
“Penyelarasan ini dapat memberikan titik masuk strategis bagi investor yang ingin memanfaatkan tingkat valuasi yang lebih menguntungkan, yang berpotensi meningkatkan imbal hasil seiring dengan stabilnya kondisi pasar,” ujarnya.
Marc menilai potensi imbal hasil jangka panjang pasar meningkat seiring dengan reset valuasi. Atas dasar itu, investor sebaiknya mempertimbangkan untuk mempertahankan posisi kas lebih besar untuk dapat memanfaatkan peluang investasi akibat valuasi ulang.
Fokusnya harus pada manajemen risiko yang disiplin dan diversifikasi sambil memanfaatkan peluang yang muncul.
“Mempertahankan perspektif jangka panjang dapat membantu memastikan keselarasan strategis dengan kondisi pasar yang terus berkembang, sehingga memposisikan investor untuk mendapatkan keuntungan dari potensi pertumbuhan dari waktu ke waktu,” tuturnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.