Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas yang makin kinclong mendorong antusiasme masyarakat berbondong-bondong untuk mengoleksi logam mulia. Warga rela antre sejak pukul 04.00 WIB di Butik Emas Antam.
Matthew salah satunya. Meski baru berusia 18 tahun, dia sudah mulai merambah investasi emas di tengah gonjang-ganjing terhadap perekonomian domestik dan global.
"Karena kondisi ekonomi Indonesia sekarang kan kebanyakan lagi turun, apalagi dengan kebijakannya Trump, rupiahnya semakin melemah kan. Jadi alasan saya beli emas untuk menjaga nilai uang saja sih sebenarnya," kata Matthew ketika ditemui Bisnis di Butik Emas Antam Setiabudi, Selasa (15/4/2025).
Menurutnya, emas mendominasi dalam portofolio investasinya dengan porsi sekitar 90%. Dia juga berencana melanjutkan investasi emas di masa mendatang.
“Cuma mungkin kalau tahun-tahun berikutnya ekonomi membaik, ya saya mungkin membaginya lebih kecil, 70:30,” tambahnya.
Senada, Dedi (37) juga memilih emas sebagai instrumen investasi yang dominan dibandingkan dengan saham maupun obligasi. Dia memulai investasi emas sejak 2012 dan rutin menambah koleksi logam mulia setiap bulan.
Selain alasan kemudahan dalam berinvestasi, dia membeli emas untuk investasi jangka panjang.
“Kalau saham kan fluktuatif ya, naik turun. Kalau dalam jangka panjang ada kenaikan, tetapi tidak sebesar emas lah,” katanya.
Berdasarkan pantauan Bisnis di Butik Emas Antam Setiabudi pada Selasa (15/4/2025), tidak terjadi penumpukan pembeli di lokasi tersebut. Namun, antusias pengunjung tampak dari beberapa orang yang keluar masuk di Butik Emas Antam tersebut.
Beberapa dari pengunjung hanya sempat masuk ke dalam butik dan segera keluar karena kehabisan stok emas yang mereka incar. Beberapa pengunjung lainnya mengambil nomor antrean dan duduk bersebelahan bersama pembeli lainnya.
Menurut satpam Butik Emas Antam Setiabudi Airlangga, para calon pembeli logam mulia yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) itu telah berdatangan ke lokasi sejak pukul 04.00 WIB dini hari. Padahal, Butik Emas Antam baru dibuka sekitar pukul 08.30 WIB.
“Dari jam 04.00 WIB pagi sudah ada [orang antre], bukanya jam 08.30 WIB. Pokoknya saya datang ke sini, sudah ramai sekitar pukul 06.00 WIB,” katanya.
Airlangga menjelaskan kepada calon pembeli bahwa emas yang tersedia di butik tersebut saat itu hanya ukuran berat 0,5 gram dan 1 gram. Menurutnya, emas batangan ukuran 5 gram dan 10 gram paling banyak diburu oleh masyarakat.
Tingginya antusiasme masyarakat untuk mengoleksi logam mulia sudah tecermin sejak 2024. Hal itu tergambar lewat realisasi penjualan emas Antam yang mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Berdasarkan data Antam, volume penjualan emas pada 2024 mencapai 43,78 ton atau melonjak 68% dibanding tahun sebelumnya sebanyak 26,13 ton.
Pada perkembangan terbaru, harga emas spot di pasar global sempat menyentuh rekor tertinggi baru di level US$3.236 pada hari Senin (14/4/2025) pukul 10.42 waktu Singapura. Di level itu, harga emas naik sekitar 20% sejak awal 2025.
Level harga tersebut mematahkan rekor harga emas tertinggi pada Jumat (11/4/2025). Adapun, pekan lalu saja harga emas udah naik lebih dari 6% di tengah-tengah depresiasi dolar AS, di mana indeks dolar AS turun 0,2% ke level terendahnya sejak Oktober 2024.
Di dalam negeri, harga emas Antam sempat dibanderol Rp1.904.000 per gram pada Sabtu (12/4/2025). Harga emas Antam lantas bergerak melandai ke level Rp1.896.000 per gram pada Selasa (15/4/2025).