Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel pakaian PT Ramayana Llestari Sentosa Tbk. (RALS) mencetak laba tahun berjalan sebesar Rp314 miliar sepanjang 2024.
Berdasarkan Laporan Keuangan, Ramayana mencetak kenaikan laba sebesar 4,5% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp300,3 miliar pada periode yang sama 2023.
Kenaikan itu sejalan dengan pendapatan emiten berkode RALS ini sebesar Rp2,76 triliun pada 2024 naik 0,7% yoy dari Rp2,74 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Ramayana sejauh ini ditopang oleh penjualan per segmen, di antaranya penjualan di Sumatera berkontribusi sebesar Rp448,3 miliar, penjualan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara berkontribusi Rp1,72 triliun, penjualan di Kalimantan berkontribusi Rp276,2 miliar, Sulawesi dan Papua berkontribusi sebesar Rp314,5 miliar sepanjang 2024.
Meski laba dan pendapatan Ramayana naik tipis, perseroan mengambil keputusan untuk menghentikan operasi 6 gerai Ramayana, dari sebelumnya 96 gerai pada Desember 2023 menjadi 90 gerai per Desember 2024. Selebihnya gerai Robinson masih tetap sebanyak 3 gerai dan Cahaya 2 gerai.
Beban pokok penjualan barang beli putus Ramayana tercatat naik 0,74% yoy menjadi Rp1,36 triliun pada 2024 dari Rp1,35 triliun pada 2023.
Selain itu, Ramayana juga mencatatkan laba bruto yang naik tipis 0,07% yoy menjadi Rp1.392 miliar pada 2024 dibandingkan Rp1.391 miliar pada 2023.
Kemudian, untuk aset Ramayana tercatat mencapai Rp4,95 triliun pada 2024, naik 1,2% yoy dibandingkan Rp4,89 triliun pada Desember 2023.
Adapun, liabilitas RALS mencapai Rp1,37 triliun pada 2024, juga naik 4,5% yoy dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp1,31 triliun.
Lalu, ekuitas RALS menjadi Rp3,57 triliun hingga pada 2024, naik tipis dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp3,57 triliun.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. didirikan di Indonesia pada 14 Desember 1983. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 1983.
Kegiatan utama Ramayana adalah perdagangan umum yang menjual berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan produk-produk kebutuhan sehari-hari melalui gerai serba ada (department store dan supermarket) milik perusahaan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.