Bisnis.com, JAKARTA – Sinarmas Land Limited, perusahaan milik keluarga Widjaja mengumumkan bakal delisting dari Bursa Singapura atau Singapore Exchange (SGX). Melalui Lyon Investments Limited, Sinarmas Land bakal menawar untuk membeli kembali saham treasuri seharga S$0,31 per lembar saham.
Melansir pengumuman resminya di SGX pada tanggal 27 Maret 2025, Sinarmas Land menjelaskan setiap pemegang saham yang menerima penawaran akan mendapatkan S$310 untuk 1.000 lembar saham.
Lyon Investments yang dikendalikan keluarga Widjaja akan membeli sisa sebanyak 1,26 miliar lembar saham Sinarmas Land dengan total S$391 juta. Saat ini, Lyon Investments memiliki sebanyak 2,99 miliar lembar saham atau setara dengan 70,30% dari total saham yang diterbitkan.
Artikel soal aksi korporasi Sinarmas menjadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Jumat (28/3/2025). Berikut adalah ulasannya:
Baca Juga
1. Momentum Bernas Emiten Emas ANTM, HRTA, MDKA, dan UNTR
Harga emas yang terus menanjak menembus rekor tertinggi menjelang lebaran, memberi peluang kepada emiten produsen emas maupun penjual logam mulia tersebut untuk meraih cuan.
Mengutip data Bloomberg, harga emas batangan naik 0,3% ke level tertinggi sepanjang masa, yakni US$3.077 per ons pada Jumat (28/3/2025). Harga itu memecahkan rekor yang terjadi sehari sebelumnya.
Pecah rekor harga emas itu terjadi di tengah kekhawatiran meluasnya perang dagang, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif impor kepada semua mobil.
2. Perbaikan Keuangan Emiten e-Commerce (BELI, BUKA, & GOTO) Tak Seragam tapi Belum Untung
Tiga emiten di sektor dagang-el atau e-commerce, yaitu Blibli (BELI), Bukalapak (BUKA), dan Tokopedia (GOTO) telah melaporkan keuangan sepanjang tahun 2024 dengan capaian semuanya masih merugi. Meski begitu, perbaikan terlihat meski tak seragam.
Yang terbaru melaporkan keuangan adalah Blibli. Emiten e-commerce Grup Djarum dengan nama usaha PT Global Digital Niaga Tbk. itu mencatatkan penurunan kerugian menjadi Rp2,5 triliun sepanjang 2024.
Berdasarkan laporan keuangan, Blibli membukukan pendapatan neto sebesar Rp16,71 triliun pada 2024. Pendapatan ini naik 13,57% dari tahun 2023 yang sebesar Rp14,7 triliun.
3. Sinarmas Land Bakal Delisting dari Bursa Singapura (SGX), BSDE dan DMAS Terdampak?
dengan kekayaan bersih sebesar $18,9 miliar, keluarga Widjaja menduduki peringkat ke-4 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes yang diterbitkan pada bulan Desember 2024. Selain properti, grup Sinar Mas milik keluarga Widjaja memiliki kepentingan dalam pertambangan, pabrik kertas, jasa keuangan, telekomunikasi, dan agribisnis
Di Tanah Air, Sinarmas Land beroperasi melalui dua entitas utama yang terdata di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) dan PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS).
Entitas lain yang dikendalikan oleh Grup Sinarmas di BEI ialah PT Duta Pertiwi Tbk dan PT Surya Dutamakmur Tbk.
4. Kepul Rendah Asap Gudang Garam (GGRM) Bukukan Laba Bersih Terendah selama 10 Tahun
Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) membukukan laba bersih sebesar Rp980,8 miliar atau anjlok 80,58% secara tahunan dari Rp5,32 triliun pada periode yangs sama pada 2024. Capaian ini mengantarkan GGRM pada laba bersih terendah dalam 10 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang disampaikan Jumat (28/3/2025), perusahaan membukukan laba bersih Rp980,8 miliar sejalan dengan turunnya pendapatan. Perusahaan menutup tahun 2024 dengan pendapatan senilai Rp98,65 triliun atau turun 17,06% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp118,95 triliun pada akhir 2023.
Penurunan pendapatan perusahaan ini akhirnya berimbas pada performa laba bruto akibat kenaikan biaya pokok pendapatan. GGRM membukukan biaya pokok pendapatan Rp89,27 triliun atau turun 14,46% YoY dari Rp104,36 triliun.
5. Portofolio Saham Pemerintah di Emiten Danantara, BBRI Paling Untung, GIAA Terbuntung
Pemerintah memasukkan 13 emiten badan usaha milik negara (BUMN) karya ke dalam Badan Pengelola Investasi/BPI Danantara. Dilihat dari pergerakan sahamnya, portofolio Negara paling untung dari BRI (BBRI) dan terbuntung adalah Garuda Indonesia (GIAA).
Danantara atau Daya Anagata Nusantara sebagai sovereign wealth fund didirikan dan dibentuk untuk melakukan konsolidasi pengelolaan BUMN, serta mengoptimalisasi pengelolaan dividen dan investasi.
BPI Danantara akan melakukan pengelolaan BUMN, baik secara operasional maupun mengoptimalkan pengelolaan dividen dalam membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang telah dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo.