Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target IHSG Turun, Intip Rekomendasi Saham BRI Danareksa Kuartal II/2025

Investor tetap disarankan untuk berfokus pada saham-saham berkualitas dengan volatilitas rendah dalam strategi investasi jelang kuartal II/2025.
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA Meskipun valuasi pasar saat ini tergolong murah, investor tetap disarankan untuk berfokus pada saham-saham berkualitas dengan volatilitas rendah dalam strategi investasi jelang kuartal II/2025.

Analis BRI Danareksa Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi mengatakan bahwa terdapat sejumlah saham yang diproyeksikan memiliki volatilitas rendah. 

Keduanya merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan target harga Rp11.900, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) di Rp14.000, serta saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Rp110. 

Sementara itu, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga direkomendasikan dengan target Rp2.900 dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) di Rp1.500.

BRI Danareksa Sekuritas diketahui memangkas target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi 7.350 pada 2025, atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 7.850. Penyesuaian tersebut dilakukan seiring dengan prospek melambatnya pertumbuhan ekonomi, serta kinerja emiten yang berada di bawah ekspektasi. 

Menurut Erindra dan Muthia, minimnya katalis pertumbuhan membuat laba per saham (earnings per share/EPS) diperkirakan melemah pada kuartal II/2025. Akibatnya, estimasi pertumbuhan EPS tahun ini dipangkas dari 6,5% menjadi 4,5%.

“Dengan mempertimbangkan revisi estimasi pertumbuhan EPS dan ekspektasi pertumbuhan yang lebih konservatif, kami menyesuaikan target IHSG akhir 2025 menjadi 7.350,” ujarnya dalam riset yang dikutip pada Minggu (30/3/2025).

Keduanya menuturkan bahwa saat ini IHSG diperdagangkan pada price earnings ratio (PER) 11,4 kali dengan spread imbal hasil sebesar 154 bps dibandingkan dengan yield obligasi 10 tahun, level terlebar sejak Juni 2012.

Di sisi lain, meskipun kondisi pasar mengingatkan pada situasi tahun 2015, ketika pertumbuhan ekonomi dan EPS melambat serta defisit fiskal melebar, masih terdapat faktor positif berupa neraca perdagangan Indonesia yang lebih kuat.

Selain itu, kepemilikan asing di pasar saham yang kini sebesar 17% juga masih lebih tinggi dibandingkan level terendah 2020-2021 yang mencapai 12%.

Namun, pengumuman terbaru terkait manajemen Danantara dan perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan mampu meningkatkan sentimen pasar.

“Kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam kisaran 5.900–6.700 pada kuartal II/2025, karena sebagian besar skenario pesimistis telah diperhitungkan, meskipun risiko masih ada akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya. 

_____________________

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper