Bisnis.com, JAKARTA — PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) atau Sampoerna mencatat kinerja ekspor produk olahan tembakau bebas asap yang diproduksi bersama PT Philip Morris Indonesia (PMID) mencapai US$50 juta atau setara dengan Rp829 miliar pada 2024.
Adapun, produk IQOS - TEREA yang diproduksi di pabrik Sampoerna di Karawang, Jawa Barat itu berkontribusi 20% dari total nilai ekspor produk olahan tembakau HMSP yang mencapai hampir US$250 juta tahun lalu.
Direktur Sampoerna Elvira Lianita mengatakan Sampoerna telah melakukan ekspor produk tembakau bebas asap tersebut ke 15 negara, atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan 2023.
“Upaya ini juga menunjukkan peran aktif Sampoerna dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi berkelanjutan, hilirisasi, inovasi, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan sumber daya manusia, serta penciptaan nilai tambah untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8%,” ujar Elvira dalam keterangan resminya, Rabu (26/3/2025).
Elvira menerangkan bahwa nilai ekspor tahun lalu mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan 2023. Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan strategi ekspansi Sampoerna dalam memperluas pasar global.
Untuk itu, pihaknya terus berupaya memperluas tujuan ekspor serta turut menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Terbaru, produk tembakau bebas asap HMSP baru saja dilepas ke Malaysia, Armenia, Jepang, hingga Belanda pada Senin (24/3/2025).
Malaysia merupakan salah satu pasar ekspor terbesar untuk produk tembakau inovatif bebas asap IQOS - TEREA. Sebagai langkah perluasan pasar, Armenia menjadi tujuan ekspor baru HMSP.
Lebih lanjut, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dan menunjang kegiatan operasional, Sampoerna bermitra dengan lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkih, serta menggunakan barang dan jasa dari 1.700 pemasok dalam negeri.
Selain itu, untuk memasarkan produk tembakau inovatif bebas asap, Sampoerna juga menjalin kerja sama dengan 600 UMKM lokal di 20 kota di Indonesia yang menciptakan lebih dari 1.300 lapangan kerja baru dan melibatkan lebih dari 18.000 anggota Sampoerna Retail Community (SRC).
Untuk diketahui, pada 2023, HMSP menginvestasikan US$330 juta atau setara dengan Rp5,3 triliun untuk pembangunan fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat.
Fasilitas ini merupakan pabrik produk tembakau inovatif bebas asap Philip Morris International (PMI) pertama di Asia Tenggara dan yang ketujuh di dunia.
Tidak hanya melayani pasar domestik, fasilitas ini juga memasok kebutuhan ekspor di wilayah Asia Pasifik, menjadikan Sampoerna sebagai pusat ekspor PMI ke lebih dari 30 tujuan ekspor, baik untuk produk rokok maupun produk tembakau yang dipanaskan.
Fasilitas produksi di Karawang ini dilengkapi dengan laboratorium penelitian dan pengembangan kelas dunia (advanced lab), yang merupakan satu dari empat laboratorium produk tembakau inovatif bebas asap milik PMI di dunia dan satu-satunya di kawasan Asia Tenggara.
Laboratorium ini melakukan pengujian dan analisis kualitas produk tembakau inovatif bebas asap di berbagai afiliasi PMI, didukung oleh 200 tenaga ahli Indonesia dengan kualifikasi tinggi.
”Hadirnya produk tembakau inovatif bebas asap di Indonesia adalah wujud komitmen perusahaan untuk terus melakukan inovasi yang berlandaskan pada penelitan ilmiah serta pendekatan pengurangan bahaya pada produk tembakau. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pilihan yang lebih baik bagi perokok dewasa,” terangnya.
Kinerja ekspor HMSP disebut tak lepas dari dukungan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dalam kegiatan pelepasan ekspor lewat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
“Kami percaya bahwa potensi ekspor masih dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, kami membutuhkan dukungan Kementerian Keuangan dalam bentuk kebijakan yang tepat untuk mendorong ekspor ke pasar global,” ujar Elvira.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani pihaknya mengapresiasi investasi dan konsistensi HMSP dalam mendukung penguatan ekonomi nasional.
“Tentunya ini menjadi dukungan untuk bagaimana kita menumbuhkan perekonomian yang saat ini 5% bisa menjadi 8% sesuai harapan kita semua," tuturnya.
Oleh karena itu, dia memastikan pihaknya akan terus mendukung upaya ini dari sisi pelayanan ekspor dan impor. Apalagi, menurut Askolani, produk tembakau inovatif bebas asap, yang lahir dari riset panjang, memiliki dampak ekonomi yang panjang, seperti penyerapan tenaga kerja, penerimaan pajak dan cukai, serta devisa bagi negara.