Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tertekan Tarif Trump, Dow Jones dan S&P 500 Anjlok Lebih 1%

Bursa saham AS melemah akibat risiko perang dagang meningkat setelah Presiden Donald Trump menerapkan tarif 25% ke Kanada-Meksiko dan 10% tambahan ke China.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat kembali melemah pada Selasa (4/3/2025) akibat risiko perang dagang yang meningkat setelah Presiden Donald Trump menerapkan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko serta menggandakan tarif terhadap China.

Melansir Reuters, Rabu (5/3), indeks Dow Jones ditutup melemah 1,55% ke 45.520,99 sedangkan indeks S&P 500 merosot 1,22% ke level 5.778,15. Adapun indeks Nasdaq ditutup terkoreksi 0,35% ke level 18.285.

CIO IDX Insights Ben McMillan mengatakan valuasi pasar saham memang sudah sangat mahal, dan kini muncul lebih banyak sinyal peringatan, terutama dengan rencana pemangkasan belanja pemerintah.

"Sekarang, kita juga menghadapi ancaman tarif yang memperburuk sentimen,” jelas McMillan.

Sektor keuangan dan industri memimpin pelemahan di indeks S&P 500, dengan Citigroup merosot 6,2% dan JPMorgan Chase turun hampir 4%. Imbasnya, indeks perbankan besar turun 4,7%. Indeks volatilitas pasar CBOE (VIX) melonjak 3,2% ke level tertinggi sejak 20 Desember.

CEO 50 Park Investments Adam Sarhan mengatakan kekhawatiran utama di pasar saham AS adalah risiko bahwa tarif perdagangan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.

"Jika pertumbuhan melambat, bank akan kehilangan potensi pendapatan karena aktivitas ekonomi berkurang,” ungkapnya.

Indeks Russell 2000, yang merepresentasikan perusahaan domestik AS, turun 1%. "Wall Street benar-benar khawatir," tambah McMillan. "Tarif ini bisa memicu inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat."

Di sektor ritel, saham Target turun 3% setelah mengeluarkan proyeksi penjualan tahunan yang lebih rendah dari perkiraan, sementara Best Buy anjlok 13,3% akibat prospek bisnis yang mengecewakan. Sebaliknya, Walgreens melonjak setelah laporan menyebutkan bahwa Sycamore Partners semakin dekat untuk mengakuisisi jaringan apotek tersebut.

Pasar saham AS mengalami tekanan besar, dengan jumlah saham yang turun melebihi yang naik dalam rasio 2,97 banding 1 di Bursa Efek New York. Nasdaq mencatatkan 595 saham yang menyentuh level terendah baru, jauh lebih banyak dibandingkan 35 saham yang mencapai level tertinggi baru.

Volume perdagangan mencapai 18,42 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata pergerakan 20 hari terakhir sebesar 15,87 miliar saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper